Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sumber dari OPEC + membisikkan kepada Reuters, anggota-anggota Teluk dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak akan memangkas produksi lebih curam daripada yang disepakati.
Ancaman Trump
Sebelumnya, Trump telah mengancam pemimpin OPEC Arab Saudi dengan tarif minyak dan langkah-langkah lain jika tidak segera memperbaiki masalah kelebihan pasokan pasar karena harga rendah telah membuat industri minyak AS, yang terbesar di dunia, dalam kesulitan besar.
Kanada dan Norwegia telah mengisyaratkan kesediaannya untuk memangkas produksi minya. Sedangkan Amerika Serikat, di mana undang-undang mempersulit untuk bertindak bersama-sama dengan kartel seperti OPEC, mengatakan produksinya akan turun tajam dengan sendirinya tahun ini karena harga yang rendah.
Baca Juga: Harga minyak kembali naik ditopang harapan pemangkasan produksi OPEC +
Kesepakatan OPEC + telah ditunda sejak Kamis, namun, setelah perusahaan minyak negara Meksiko, Pemex, menolak keras pemotongan produksi yang diminta.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada hari Jumat bahwa Trump telah menawarkan untuk melakukan pemotongan tambahan AS atas namanya, tawaran yang tidak biasa oleh Trump yang telah lama mencerca OPEC.
Trump mengatakan Washington akan membantu Meksiko dengan mengambil "beberapa kelonggaran" dan diganti kemudian. Dia tidak mengatakan bagaimana ini akan berhasil.
Baca Juga: Jelang pertemuan OPEC +, AS kembali didesak ikut dalam pemangkasan produksi minyak
Perjanjian sebelumnya oleh OPEC + untuk memangkas produksi tahun ini berantakan karena perselisihan antara Rusia dan Arab Saudi. Perselisihan ini kemudian memicu perang harga minyak yang menyebabkan banjirnya pasokan minyak tepat di saat permintaan bahan bakar dihancurkan oleh pandemi virus corona.
Permintaan minyak global diperkirakan telah turun sepertiga karena lebih dari 3 miliar orang diisolasi di rumah mereka karena penyebaran wabah.
Goldman Sachs dan UBS memperkirakan pekan lalu, pemotongan pasokan minyak 10%-15% mungkin tidak cukup untuk menahan penurunan harga. Kedua bank ini memprediksi harga minyak Brent akan turun kembali ke level US$ 20 per barel dari US$ 32 saat ini dan US$ 70 jika dihitung dari awal tahun.