Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pabrikan mobil listrik asal Eropa dan Amerika Serikat mulai mencari cara agar bisa bersaing dengan sederet rival barunya dari China.
Mahalnya harga kendaraan listrik telah menjadi hambatan besar. Produsen mobil telah berjuang untuk bersaing dengan Tesla, namun sejumlah produsen asal China kini sukses jadi pemain unggulan baru berkat harga produknya yang lebih rendah.
Hadirnya mobil listrik dengan harga rendah dari China sukses menambah tekanan baru bagi upaya berkelanjutan produsen mobil Eropa untuk mengembangkan model yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Kendaraan Listrik Dinilai Dapat Hemat Subsidi Energi Hingga Rp 700 Miliar
BYD dan produsen mobil listrik China lainnya kini sedang mempercepat ekspor kendaraan ke Eropa dan wilayah lain.
Para produsen asal AS khawatir perusahaan-perusahaan tersebut akan mendirikan pabrik di Meksiko untuk mengirimkan kendaraan listrik ke AS.
Produsen mobil listrik Eropa seperti Stellantis dan Renault baru mencoba mengembangkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau, namun tetap lebih mahal daripada mobil dengan bahan bakar minyak.
Mengutip Reuters, CEO Renault Luca de Meo mengatakan, mengurangi harga akan lebih mudah bagi mobil yang lebih kecil karena produsen mobil dapat mengurangi ukuran baterai. Pengadaan baterai umumnya menghabiskan sekitar 40% biaya kendaraan listrik.
Baca Juga: BYD Umumkan Harga Resmi Tiga Mobil Listriknya di Indonesia
Ford juga mengevaluasi strategi baterainya dan telah membentuk tim khusus untuk merancang kendaraan listrik berbiaya lebih rendah yang dapat bersaing dengan BYD.
Sementara di AS, raksasa seperti General Motors dan Ford membicarakan kemungkinan kemitraan yang dapat menurunkan biaya EV.
Para produsen mobil listrik asal AS dan Eropa pada dasarnya sedang menghadapi dilema yang rumit di mana mereka perlu mengurangi label harga kendaraan listrik, namun harus memangkas biaya terlebih dahulu agar dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan investor.