kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Pabrikan Eropa dan AS Cari Cara Kalahkan Mobil Listrik China yang Lebih Murah


Sabtu, 17 Februari 2024 / 05:50 WIB
Pabrikan Eropa dan AS Cari Cara Kalahkan Mobil Listrik China yang Lebih Murah
ILUSTRASI. Orang-orang mengunjungi stan pembuat kendaraan listrik (EV) Tiongkok Li Auto pada hari media untuk pameran Auto Shanghai di Shanghai, Tiongkok 20 April 2021.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Pabrikan mobil listrik asal Eropa dan Amerika Serikat mulai mencari cara agar bisa bersaing dengan sederet rival barunya dari China.

Mahalnya harga kendaraan listrik telah menjadi hambatan besar. Produsen mobil telah berjuang untuk bersaing dengan Tesla, namun sejumlah produsen asal China kini sukses jadi pemain unggulan baru berkat harga produknya yang lebih rendah.

Hadirnya mobil listrik dengan harga rendah dari China sukses menambah tekanan baru bagi upaya berkelanjutan produsen mobil Eropa untuk mengembangkan model yang lebih terjangkau.

Baca Juga: Kendaraan Listrik Dinilai Dapat Hemat Subsidi Energi Hingga Rp 700 Miliar

BYD dan produsen mobil listrik China lainnya kini sedang mempercepat ekspor kendaraan ke Eropa dan wilayah lain.

Para produsen asal AS khawatir perusahaan-perusahaan tersebut akan mendirikan pabrik di Meksiko untuk mengirimkan kendaraan listrik ke AS.

Produsen mobil listrik Eropa seperti Stellantis dan Renault baru mencoba mengembangkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau, namun tetap lebih mahal daripada mobil dengan bahan bakar minyak.

Mengutip Reuters, CEO Renault Luca de Meo mengatakan, mengurangi harga akan lebih mudah bagi mobil yang lebih kecil karena produsen mobil dapat mengurangi ukuran baterai. Pengadaan baterai umumnya menghabiskan sekitar 40% biaya kendaraan listrik.

Baca Juga: BYD Umumkan Harga Resmi Tiga Mobil Listriknya di Indonesia

Ford juga mengevaluasi strategi baterainya dan telah membentuk tim khusus untuk merancang kendaraan listrik berbiaya lebih rendah yang dapat bersaing dengan BYD.

Sementara di AS, raksasa seperti General Motors dan Ford membicarakan kemungkinan kemitraan yang dapat menurunkan biaya EV.

Para produsen mobil listrik asal AS dan Eropa pada dasarnya sedang menghadapi dilema yang rumit di mana mereka perlu mengurangi label harga kendaraan listrik, namun harus memangkas biaya terlebih dahulu agar dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan investor.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×