Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Dari senjata-senjata yang diluncurkan itu ada senjata pembunuh gerbong Dongfeng-21D (DF-21D) yang pernah diluncurkan pada parade militer pada tahun 2015. Senjata ini dirancang untuk menabrak kapal perang di laut pada jarak hingga 1.500 kilometer, dan rudal jarak menengah DF-26. Rudal ini dijuluki "Pembunuh Guam" mengacu pada Pangkalan militer AS di Pulau Pasifik.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga meluncurkan rudal hipersonik, yang dikenal sebagai DF-17, yang secara teoritis dapat bermanuver tajam pada kecepatan suara berkali-kali, membuatnya sangat sulit untuk dilawan.
Baca Juga: Xi Jinping: Tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan kebangkitan China
Nozomu Yoshitomi, profesor di Universitas Nihon Jepang dan pensiunan jenderal Pasukan Bela Diri Jepang, mengatakan DF-17 menjadi ancaman serius mengenai seberapa efektivitas sistem pertahanan rudal regional yang dibangun Amerika Serikat dan Jepang.
"Ada kemungkinan jika kita tidak memperoleh sistem pertahanan rudal balistik yang lebih canggih, akan menjadi mustahil bagi Amerika Serikat dan Jepang untuk merespons," kata Yoshitomi.