kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pandemi Covid-19 mengacaukan program imunisasi rutin anak di seluruh dunia


Kamis, 15 Juli 2021 / 12:06 WIB
Pandemi Covid-19 mengacaukan program imunisasi rutin anak di seluruh dunia
ILUSTRASI. Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap menyuntikkan vaksin pada anak yang mengikuti program imunisasi di Puskesmas Ngagel Rejo, Selasa (30/6/2020).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pandemi Covid-19 mulai menunjukkan dampak nyata bagi anak-anak di seluruh dunia. Hampir 23 juta anak terpaksa melewatkan imunisasi rutin karena segala pembatasan akibat Covid-19.

Oraganisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (15/7) melaporkan, ada 22,7 juta anak tidak mendapatkan vaksinasi wajib yang bisa memicu wabah campak, polio, dan penyakit lain yang mestinya dapat dicegah.

WHO mengatakan, jumlah tersebut jadi yang tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Jumlahnya bisa bertambah tahun ini jika pandemi belum bisa dikendalikan.

Baca Juga: WHO: Varian Delta bisa jadi varian dominan dalam beberapa bulan ke depan

Dilansir dari Reuters, India dan Nigeria adalah negara yang menyumbang angka anak yang tidak divaksinasi terhadap difteri, tetanus, dan pertusis (DTP) pada 2020.

Di negara Afrika dan Asia, campak juga jadi salah satu penyakit paling menular dan dapat berakibat fatal bagi anak-anak di bawah usia lima tahun. Wabah polio yang bisa melumpuhkan anak seumur hidup juga dikhawatirkan akan merebak.

Laporan WHO bahkan menyebutkan, wabah campak yang besar dan parah telah muncul di sejumlah wilayah seperti Afghanistan, Mali, Somalia, dan Yaman.

Sekitar 22,3 juta anak melewatkan dosis pertama vaksin campak tahun lalu, jumlah mayoritas dari keseluruhan anak yang melewatkan vaksin rutin.

Baca Juga: WHO larang negara kaya beli vaksin booster, ini alasannya

Direktur Program Imunisasi WHO Kate O'Brien mengakui, pandemi Covid-19 berperan penting dalam terhambatnya program imunisasi pada anak.

"Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kemunduran besar pada vaksinasi masa kanak-kanak, membawa kita kembali lebih dari satu dekade," ungkap O'Brien.

Sejalan dengan itu, kepala urusan imunisasi UNICEF Ephrem Lemango menyebutkan, tingginya jumlah anak yang tidak menerima imunisasi rutin sepanjang tahun lalu.

Anak yang tidak mendapatkan vaksinasi apa pun meningkat menjadi 17,1 juta tahun lalu, naik dari 13,6 juta di tahun sebelumnya.

WHO dalam laporannya menegaskan, ada 66 negara yang menunda setidaknya satu kampanye imunisasi untuk penyakit tertentu. Belakangan, beberapa negara sudah memulai kembali program vaksinasi untuk anak.

Secara khusus, WHO berharap, Covid-19 tidak mengalihkan fokus negara dalam memberikan vaksinasi rutin untuk anak-anak. Jika tidak, akan ada lebih banyak wabah penyakit yang menyebar.

Selanjutnya: WHO: Dunia memasuki tahap awal gelombang ketiga virus corona



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×