Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kedua negara juga memberlakukan sejumlah pembatasan satu sama lain, dengan Kamboja melarang film dan acara TV Thailand serta memblokir impor produk pertanian, bahan bakar, dan gas.
Sementara itu, Thailand menutup perbatasan daratnya untuk wisatawan dan pedagang.
Pada hari yang sama dengan panggilan telepon yang kini menjadi kontroversi tersebut, tetapi sebelum isinya bocor, Kamboja juga mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan pengaduan resmi ke Mahkamah Internasional untuk memutuskan beberapa wilayah yang disengketakan di sepanjang perbatasan bersama.
ICJ sebelumnya telah memenangkan Kamboja dalam kasus kuil Preah Vihear abad ke-11, yang juga diklaim oleh kedua negara. Namun, Thailand sebelumnya menyatakan tidak mengakui putusan ICJ.
Panggilan Telepon
Dalam percakapannya dengan Hun Sen, Paetongtarn memohon agar Hun Sen tidak "kesal atau marah" atas komentar komandan yang mengancam Kamboja untuk "berduel" memperebutkan wilayah perbatasan.
"Dia hanya ingin terlihat tegas dan akhirnya mengatakan hal-hal yang tidak menguntungkan kedua negara," ujar Paetongtarn.
Kemudian, ia juga berkata: "Jika ada yang Anda inginkan, beri tahu saya saja. Saya akan mengurusnya."
Baca Juga: Krisis Thailand-Kamboja, Parwisata hingga Ekspor Buah Bakal Terdampak
Banyak orang di seluruh Thailand mengkritiknya karena terlalu lunak terhadap pemimpin kuat Kamboja tersebut.
"Ia dikompromikan oleh percakapannya dengan Hun Sen yang dianggap telah memberikan konsesi kepadanya dengan mengorbankan kedaulatan Thailand," kata Thitinan Pongsudhirak, seorang profesor ilmu politik di Universitas Chulalongkorn.
Hun Sen belum berkomentar mengapa ia memutuskan untuk membocorkan rekaman tersebut, tetapi ia tampaknya berniat untuk menyingkirkan Paetongtarn dari kekuasaan.