kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Paus Fransiskus menolak bertemu Menlu AS Mike Pompeo


Selasa, 29 September 2020 / 21:29 WIB
Paus Fransiskus menolak bertemu Menlu AS Mike Pompeo
ILUSTRASI. Paus Fransiskus memimpin Misa Santo Petrus dan Paulus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Senin (29/6/2020).


Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Paus Fransiskus dilaporkan menolak bertemu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang dijadwalkan melakukan kunjungan ke Roma, Italia.

Penolakan ini diduga karena kritik tajam AS atas kesepakatan Vatikan dan China yang mengundang perhatian akhir-akhir ini.

Mengutip Independent, Selasa (29/9), Pompeo berencana mengunjungi Vatikan minggu ini untuk memprotes pembaruan kerjasama atas kesepakatan dua tahun lalu antara gereja Katolik Roma dan China, yang diklaim AS akan membahayakan otoritas moral gereja.

Pompeo dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin dan Uskup Agung Paul Gallagher, Menteri Luar Negeri Vatikan. Tetapi Paus Fransiskus, yang ditemui Pompeo Oktober lalu, tidak akan bertemu dengannya.

Baca Juga: Paus Fransiskus: Krisis corona kesempatan untuk mengubah ketidakadilan ekonomi dunia

Menurut laporan yang beredar, Paus Fransiskus menolak bertemu Pompeo karena alasan kunjungan itu dilakukan menjelang pemilihan di AS November mendatang. Namun kritik pemerintahan Trump atas kesepakatan Vatikan dan China diduga kemungkinan sebagai faktor utama keputusan tersebut.

Kesepakatan ini, yang rinciannya belum diungkapkan kepada publik, telah memungkinkan Vatikan memiliki suara untuk memilih para uskup Katolik yang ditunjuk di China.

Sejak kesepakatan bersejarah itu disepakati dua tahun lalu, dua uskup baru telah diangkat di China setelah berkonsultasi dengan Vatikan.

Pompeo berpendapat bahwa Vatikan seharusnya tidak memperbarui kesepakatannya dengan China karena pemerintahan Xi Jinping dituduh melakukan penganiayaan terhadap orang-orang beragama di Tiongkok.

"Situasi hak asasi manusia di China telah memburuk secara parah di bawah pemerintahan otokratis Xi Jinping, terutama bagi penganut agama," tulis Pompeo untuk sebuah artikel di majalah First Things bulan ini.

Baca Juga: Habis bertemu Kardinal Filipina yang positif Covid-19, Paus Fransiskus terus dipantau

Dia menambahkan bahwa ada laporan yang dapat dipercaya tentang sterilisasi paksa dan aborsi Muslim di Xinjiang serta pelecehan terhadap pastor Katolik dan orang awam.

Paus Fransiskus secara khusus memilih diam atas pelanggaran China terhadap hak asasi manusia.

Pelanggaran ini termasuk pemenjaraan setidaknya satu juta orang Uighur dan Muslim lainnya di kamp penjara, dengan laporan bahwa mereka menghadapi kelaparan, penyiksaan, pembunuhan, kekerasan seksual dan banyak lagi saat berada di kamp.

“Takhta Suci memiliki kapasitas dan tugas unik untuk memusatkan perhatian dunia pada pelanggaran hak asasi manusia, terutama yang dilakukan oleh rezim totaliter seperti Beijing,” tulis Pompeo.

“Pada akhir abad ke-20, kekuatan kesaksian moral gereja membantu menginspirasi mereka yang membebaskan Eropa tengah dan timur dari komunisme, dan mereka yang menantang rezim otokratis dan otoriter di Amerika Latin dan Asia Timur,” sambung Pompeo.

Baca Juga: Paus Fransiskus: Gosip adalah wabah yang lebih buruk dari corona

Dia menambahkan. "Apa yang diajarkan gereja kepada dunia tentang kebebasan beragama dan solidaritas sekarang harus disampaikan dengan tegas dan terus-menerus oleh Vatikan dalam menghadapi upaya tanpa henti dari Partai Komunis China untuk membengkokkan semua komunitas agama sesuai keinginan partai dan program totaliternya."

Dalam sebuah tweet, Pompeo menambahkan bahwa gereja Katolik “membahayakan otoritas moralnya, jika memperbaharui kesepakatan”.

Perpanjangan kesepakatan antara Vatikan dan China diharapkan akan ditandatangani bulan depan.

Perjalanan Pompeo ke Vatikan disertai dengan perjalanannya ke Yunani, Italia, dan Kroasia untuk mempromosikan hubungan diplomatik dan kebebasan beragama.

Selanjutnya: Paus Fransiskus kutuk orang yang eksploitasi corona buat keruk untung



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×