Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Paus Leo menyerukan keprihatinan mendalam atas kondisi kemanusiaan warga Palestina di Gaza dalam khotbah Natal perdananya pada Kamis (25/12/2025). Seruan itu disampaikan dalam misa yang biasanya bernuansa spiritual dan tenang, saat umat Kristiani di seluruh dunia merayakan kelahiran Yesus.
Dalam refleksinya, Paus asal Amerika Serikat pertama dalam sejarah Gereja Katolik itu menyinggung kisah Yesus yang lahir di kandang sederhana sebagai simbol kehadiran Tuhan di tengah manusia yang rapuh.
“Bagaimana mungkin kita tidak memikirkan tenda-tenda di Gaza, yang selama berminggu-minggu terpapar hujan, angin, dan dingin?” ucapnya di hadapan ribuan umat Katolik di Basilika Santo Petrus.
Baca Juga: Paus Leo Kecam Perlakuan Tidak Manusiawi terhadap Imigran di AS
Sejak terpilih jadi Paus pada Mei 2025 lalu menggantikan mendiang Paus Fransiskus, Leo dikenal memiliki gaya komunikasi yang lebih tenang dan diplomatis. Namun isu kemanusiaan tetap menjadi fokusnya, terutama terkait imigran dan pengungsi.
Dalam berkat Urbi et Orbi (kota dan dunia) yang disampaikan kemudian, ia kembali menyoroti kesulitan para migran yang menempuh perjalanan berbahaya melintasi benua Amerika. Ia tidak menyebut nama Presiden Amerika Serikat Donald Trump, meski sebelumnya pernah mengkritik kebijakan pengetatan imigrasi Washington.
Paus Leo juga menyinggung konflik Israel–Hamas. Meski kedua pihak menyepakati gencatan senjata pada Oktober, bantuan kemanusiaan ke Gaza masih jauh dari cukup. Hampir seluruh warga Gaza kini hidup tanpa tempat tinggal.
“Rapuh adalah daging populasi yang tak berdaya, diterpa begitu banyak perang yang meninggalkan puing-puing dan luka yang belum sembuh,” kata Leo. Ia menyebut jutaan orang di dunia masih hidup tanpa rumah dan dalam ketakutan akibat perang.
Baca Juga: Paus Leo Tetapkan Hari Puasa dan Doa untuk Ukraina hingga Timur Tengah Jumat (22/8)
Ia juga menyinggung nasib anak muda yang dipaksa mengangkat senjata. “Mereka merasakan betapa sia-sianya perintah yang diberikan kepada mereka, dan betapa palsunya pidato mereka yang mengirim mereka menuju kematian.”
Dalam pesan Natal yang ditujukan kepada kota dan dunia, Paus menyerukan diakhirinya seluruh perang yang masih berlangsung. Ia menyebut satu per satu wilayah yang dilanda konflik, mulai dari Ukraina, Sudan, Mali, Myanmar, Thailand, hingga Kamboja.
Tentang Ukraina, Paus menyebut rakyatnya “tertormentasi” oleh serangan yang terus mengancam wilayah pertahanan negara itu. Ia mendorong dialog langsung dan berani yang didukung komunitas internasional.
Baca Juga: Paus Leo XIV Desak para Uskup AS Tanggapi Tindakan Keras Trump Terhadap Imigran
Sementara mengenai bentrokan perbatasan antara Thailand dan Kamboja yang telah menewaskan sedikitnya 80 orang, ia berharap kedua negara dapat memulihkan persahabatan lama demi rekonsiliasi dan perdamaian.













