kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PBB: Manusia Berkontribusi dalam Peningkatan Jumlah Bencana


Selasa, 26 April 2022 / 12:13 WIB
PBB: Manusia Berkontribusi dalam Peningkatan Jumlah Bencana
ILUSTRASI. Pemandangan udara kota Mananjary setelah Topan Batsirai di Madagaskar, Senin (7/2/2022).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) dalam laporan terbarunya menyebut bahwa manusia memiliki kontribusi besar dalam peningkatan jumlah bencana dalam dua dekade terakhir.

Dalam laporannya, jumlah bencana bisa mencapai 560 per tahun, atau 1,5 per hari, bisa terjadi pada tahun 2030 dan membahayakan jutaan nyawa. Bencana yang dimaksud seperti kebakaran, banjir, pandemi, hingga kecelakaan kimia.

Dilansir dari Reuters (26/4), UNDRR menyebut bahwa perubahan iklim menyebabkan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem. Hal ini tak lepas dari perilaku manusia yang telah salah mengambil keputusan dan terlalu optimis tentang risiko potensi bencana.

Dampak bencana juga telah meningkat seiring dengan meningkatnya populasi di daerah yang lebih rentan terhadap bencana alam.

Baca Juga: Dana Tanggap dan Pemulihan Covid 19 PBB Alokasikan US$ 1,7 Juta ke Indonesia

"Dunia perlu berbuat lebih banyak untuk memasukkan risiko bencana dalam cara kita hidup, membangun dan berinvestasi, yang menempatkan umat manusia pada spiral penghancuran diri," kata Amina J Mohammed, Wakil Sekretaris Jenderal PBB yang mempresentasikan laporan itu itu markas PBB di New York.

UNDRR mencatat bahwa bencana menyebabkan negara berkembang kehilangan rata-rata 1% dari PDB per tahunnya. Sementara pada negara maju, bencana hanya menghilangkan 0,1-0,3% PDB per tahun.

Setiap tahunnya, wilayah Asia Pasifik menderita kerusakan tertinggi dan telah kehilangan rata-rata 1,6% dari PDB akibat bencana.

Baca Juga: Pengamat PBB: Korea Utara Gunakan Kejahatan Siber untuk Mendanai Program Senjata

Negara berkembang juga disebut cenderung kurang sadar pada asuransi sehingga kerusakan dan kerugian yang dialami menjadi semakin besar.

Hanya 40% dari kerugian terkait bencana sejak tahun 1980 yang diasuransikan. UNDRR bahkan menemukan terkadang tingkat pertanggungan asuransi di negara berkembang bisa mendekati nol.

Pada akhirnya, para peneliti laporan UNDRR menyarankan agar semua negara menciptakan sistem keuangan yang mencakup risiko bencana. 

"Sistem keuangan benar-benar perlu mendahului kurva ini, karena jika tidak, ada banyak risiko yang tidak diperhitungkan dalam cara kita membuat keputusan," ungkap Jenty Kirsch-Wood, koordinator penulis utama laporan tersebut.




TERBARU

[X]
×