kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

PBB serang persembunyian Gbagbo di Pantai Gading


Senin, 11 April 2011 / 11:01 WIB
PBB serang persembunyian Gbagbo di Pantai Gading
ILUSTRASI. Sebuah kapal tanker Il-78 menunjukkan pengisian bahan bakar ke pembom strategis Tu-160 selama latihan untuk flypast, yang menandai peringatan 75 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow, Rusia 4 Mei 2020.


Sumber: AP | Editor: Rizki Caturini

ABIDJAN. Tampaknya kisruh politik di Pantai Gading masih terus berlangsung, bahkan makin parah. Lihat saja, kemarin (10/4) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan helikopter milik Prancis meluncurkan roket ke wilayah yang menjadi tempat berlindung Laurent Gbagbo.

PBB menyatakan, langkah ini sebagai aksi balasan serangan tentara setia Gbagbo terhadap pasukan PBB dan rakyat Pantai Gading. Sekertaris PBB Ban Ki-moon bilang, pihaknya memiliki kekuasaan untuk melakukan penyerangan, sebab Gbagbo menggunakan senjata beratnya untuk melawan rakyat. "PBB mencoba untuk melindungi rakyat yang terancam," katanya.

Gbagbo telah berlindung dalam bunker di bawah tanah hampir seminggu belakangan. Setelah satu dekade kepemimpinannya, ia menolak untuk turun dari jabatannya walaupun PBB telah menyatakan Gbagbo telah kehilangan jabatannya dalam Pemilu November 2010 silam, dan digantikan oleh Alassane Outtara.

Sebelumnya, beberapa pernyataan dari PBB menyatakan bahwa Gbagbo dan pendukungnya bersedia untuk melakukan negosiasi untuk mengakhiri krisis politik di negaranya. "Tapi faktanya mereka menggunakan waktu gencatan senjata untuk membangun senjata berat dan membangun kekuatan," ujar Ban Ki-moon.

Sekadar informasi, krisis politik di negara ini menjadi salah satu faktor yang membuat harga komoditi kakao dunia merangkak naik. Sebab, Pantai Gading merupakan salah satu produsen kakao terbesar di dunia. Semenjak ketidakstabilan politik terjadi di negara ini, ekspor kakao di Pantai Gading terganggu dan membuat pasokan kakao di dunia seret.




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×