Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
Catatan Reuters menunjukkan lonjakan itu terjadi selama musim panas terpanas di China yang meningkatkan permintaan AC.
Pembangkit listrik tenaga panas, yang sebagian besar berasal dari batubara dengan sebagian kecil menggunakan gas alam telah menghasilkan 627,4 miliar kilowatt jam (kWh) pada bulan Agustus. Angka ini naik 2% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Produksi Tenaga Nuklir Korea Selatan Melonjak, Penggunaan Batubara Turun
Meskipun meningkat selama bulan-bulan musim panas, pembangkit listrik tenaga panas China turun hampir 1% selama delapan bulan pertama secara keseluruhan karena pembangkit listrik tenaga angin dan matahari menangkap sebagian besar pertumbuhan permintaan. Ini menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga panas berhasil turun untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Menurut prakiraan Dewan Listrik China, di bulan Agustus permintaan listrik Tiongkok secara keseluruhan diperkirakan akan tumbuh sekitar 4,5%-5% tahun ini.
Baca Juga: China-Rusia Bakal Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan, AS Gigit Jari
Data NBS menunjukkan bahwa China menghasilkan 936,3 miliar kWh listrik dari semua sumber pada bulan Agustus, naik 2% dibandingkan tahun lalu. Namun, angka-angka NBS cenderung mengecilkan total penggunaan energi terbarukan, karena hanya mencakup perusahaan industri dengan pendapatan tahunan minimal 20 juta yuan ($ 2,8 juta) dari operasi utama mereka.
Sementara selama delapan bulan pertama ini, secara keseluruhan pembangkit listrik di China menghasilkan 6,42 triliun kWh atau naik 2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.