Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Masalah hukum Boeing Co makin bertambah setelah pemegang saham perusahaan tersebut menuduh perusahaan telah melakukan penipuan karena kekurangan soal keamanan di pesawat seri 737 MAX sebelum dua kecelakaan fatal yang menyebabkan pesawat tersebut dikandangkan di seluruh dunia.
Seperti dilansir dari Reuters, usulan class action yang diajukan di pengadilan federal Chicago untuk mencari ganti rugi atas dugaan pelanggaran kecurangan keamanan setelah nilai pasar Boeing anjlok hingga US$ 34 miliar dalam waktu dua minggu sejak kecelakaan Ethiopian Airlines yang terjadi pada 10 Maret lalu.
Chief Executive Boieng Dennis Muilenburg dan Chief Financial Officer Gregory Smith juga disebut sebagai terdakwa.
Menurut keluhan tersebut, Boeing dinilai secara efektif menempatkan keuntungan dan pertumbuhan bisnis di atas aspek keselamatan dan kejujuran dengan memasarkan Boeing 737 MAX untuk bersaing dengan Airbus SE. Di sisi lain, perusahaan tersebut meninggalkan fitur ekstra atau opsional yang dirancang untuk mencegah bencana seperti yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air.
Pemegang saham juga mengatakan pernyataan Boeing tentang prospek pertumbuhannya serta 737 MAX dirusak oleh dugaan konflik kepentingan.
Richard Seeks sebagai penggugat utama mengatakan kompromi Boeing mulai muncul setelah kecelakaan Ethiopian Airlines menewaskan 157 penumpang dan terjadi lima bulan setelah kecelakaan Lion Air yang menewaskan 189 orang. Ia mengatakan dirinya membeli saham Boeing pada awal Maret, dan terpaksa merugi saat menjualnya dalam dua minggu terakhir.
Para pemegang saham sering mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan penipuan keamanan karena menyembunyikan informasi negatif dari sisi material yang menyebabkan harga saham merosot setelah dipublikasikan.
Tak cuma itu, Boeing yang berbasis di Chicago menghadapi banyak tuntutan hukum lainnya atas kecelakaan itu. Termasuk oleh keluarga korban dan oleh peserta dalam rencana pensiun karyawannya.
Kemarin, Boeing juga mengatakan bahwa pesanan pesawat pada kuartal pertama telah anjlok menjadi 95 unit dari 180 unit pada tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, tak ada satupun pesanan untuk 737 MAX.