Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Kehakiman AS berhasil memulihkan mata uang kripto berbentuk Bitcoin dengan nilai hampir US$ 2,3 juta yang dibayarkan Colonial Pipeline Co. kepada peretasnya. Seperti diketahui, Colonial sempat mengalami serangan siber yang akhirnya menyebabkan masalah pasokan minyak di AS.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, FBI memiliki kunci pribadi untuk membuka dompet bitcoin yang telah menerima sebagian besar dana. Sebagai informasi, Colonial sendiri telah membayar kepada peretas dengan nilai hampir US$ 5 juta.
“Departemen Kehakiman telah menemukan dan merebut kembali sebagian besar uang tebusan yang dibayarkan oleh Colonial,” ujar wakil Jaksa Agung Lisa Monaco.
Baca Juga: Harga minyak melonjak 1% di tengah harapan pemulihan ekonomi AS dan Eropa
Penyitaan Bitcoin sejatinya jarang terjadi, tetapi pihak berwenang telah meningkatkan keahlian mereka dalam melacak aliran uang digital. Ini dikarenakan ransomware telah menjadi ancaman keamanan nasional yang berkembang dan menambah ketegangan pada hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia, di mana banyak geng peretas bermarkas.
Kepala Eksekutif Colonial Joseph Blount mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan telah bekerjaama dengan FBI sejak awal dan bersyukur atas kerja cepat dan profesionalisme mereka.
"Menuntut pertanggungjawaban penjahat dunia maya dan mengganggu ekosistem yang memungkinkan mereka beroperasi adalah cara terbaik untuk mencegah dan mempertahankan diri dari serangan di masa depan," kata Blount.
Peretasan, yang dikaitkan oleh FBI ke geng bernama DarkSide, menyebabkan masalah politik yang besar bagi Joe Biden sebagai Presiden AS di tengah ekonomi yang mulai bangkit dari pandemi Covid-19.
Gedung Putih akhirnya mendesak para eksekutif perusahaan dan pemimpin bisnis untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi dari serangan ransomware.