kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Penasaran dengan benih pertanian sejak masih remaja (2)


Kamis, 31 Mei 2018 / 16:18 WIB
Penasaran dengan benih pertanian sejak masih remaja (2)
ILUSTRASI. FENOMENA - Harry Stane


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Menjadi anak petani membuat Harry Stine sangat akrab dengan dunia pertanian. Masa kecil dan remajanya dia habiskan di pertanian milik keluarganya. Hingga pada suatu saat ketika sudah dewasa, Stine diberikan mandat orangtuanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dan jagung di lahan mereka. Stine pun mulai mencari tahun tentang benih dan cara peningkatan produktivitas. Dari situ mata Stine mulai terbuka mengenai rekayasa genetika.

Kerajaan bisnis benih yang dimiliki Harry Stine berasal dari bisnis keluarga yang telah turun temurun. Mengutip laman resmi Stine Seed, pada 1871, buyut Stine bermigrasi ke daerah Iowa dari Pennsylvania dengan membuka 65 hektare (ha) lahan pertanian di wilayah tersebut.

Ayah Stine, Bill dan Roselba Stine kemudian meneruskan usaha keluarga dengan mendirikan perusahaan Stine Seed pada 1950. Stine kemudian lahir pada tahun 1942 di Iowa. Berasal dari keluarga petani membuat Stine muda begitu terpesona dengan benih. Apalagi ketika pada masa remaja, Stine banyak menghabiskan waktu di lahan pertanian milik keluarganya.

Pada masa remaja, Stine juga senang berburu jamur morel dan bermain tenis meja. Hal ini dilakukan sembari membatu ayah ibunya bekerja di ladang pertanian milik mereka.

Stine menuntaskan pendidikan sarjana di kampus McPherson College di Kansas. Selepas itu, Stine kemudian melanjutkan bisnis yang dirintis kedua orang tuanya di Iowa.

Saat itu, Stine diberi mandat oleh orangtuanya untuk melakukan penelitian guna meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dan jagung milik keluarga. Didorong keingintahuan yang tinggi, kemudian Stine mencoba mengutak-atik dan mengambil sampel benih yang ada di ladang keluarga.

Saat itu, belum ada koneksi internet. Informasi yang masih terbatas membuat Stine memutar otak ketika menghadapi pertanyaan yang belum bisa terjawab. Stine pun tidak ragu bolak balik ke kampus pertanian terbesar di Iowa pada saat itu yaitu Iowa State University untuk berkonsultasi mengenai pertanian dengan dosen di perguruan tinggi tersebut.

Tantangan awal yang diberikan ayah Stine padanya adalah membuat benih yang bisa meningkatkan produktivitas dan resisten terhadap pestisida. Stine yang pada saat muda mengidap disleksia dan autis ringan ini memang jago dalam matematika dan mengolah data. Keahliannya tersebut membuatnya mudah melakukan teknik persilangan tanaman sendiri dan menganalisis data.

Ayahnya juga berperan dalam mendidik Stine menjadi pemuda yang tangguh dan andal dalam negosiasi. Bekal ini digunakan Stine untuk melakukan kontrak terhadap beberapa paten yang ditemukannya.

Ada beberapa kebiasaan Stine yang membuat seorang anak petani di Iowa ini bisa sukses membangun salah satu kerajaan bisnis pertanian terbesar di dunia. Antara lain, rasa keingintahuan yang besar. Hal ini bisa dilihat ketika pada suatu hari dia mendapatkan tanaman kedelai di lahannya mengalami hal yang tidak biasa. Pada saat itu, Stine menemukan ada dua jenis kedelai tropis di ladang pertanian milik keluarganya yang berbeda.

Yakni kedelai yang mempunyai empat biji polong dan ada kedelai yang memiliki lima biji. Perbedaan ini membuatnya tergelitik untuk melakukan penelitian lebih lanjut apa yang membuat hal ini bisa terjadi dan bagaimana memanfaatkannya agar produktivitasnya bisa meningkat.

Meskipun telah meraih gelar sarjana, namun Stine tidak cukup puas. Stine sempat mengambil kelas bisnis hukum agar lebih memahami hukum kontrak dan paten agar membuatnya lebih memahami persetujuan kerjasama.

Hal ini penting karena seiring dengan beberapa paten yang dimiliki, Stine harus memastikan bahwa petani lain tidak menggunakan benih yang ia ciptakan tanpa seizin darinya.

Hal ini dibuktikannya pada tahun 1994, Stine Seeds menjadi perusahaan pertama yang menerima paten di bidang kedelai di Amerika Serikat (AS).

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×