kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penasaran dengan benih pertanian sejak masih remaja (2)


Kamis, 31 Mei 2018 / 16:18 WIB
Penasaran dengan benih pertanian sejak masih remaja (2)
ILUSTRASI. FENOMENA - Harry Stane


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Saat itu, belum ada koneksi internet. Informasi yang masih terbatas membuat Stine memutar otak ketika menghadapi pertanyaan yang belum bisa terjawab. Stine pun tidak ragu bolak balik ke kampus pertanian terbesar di Iowa pada saat itu yaitu Iowa State University untuk berkonsultasi mengenai pertanian dengan dosen di perguruan tinggi tersebut.

Tantangan awal yang diberikan ayah Stine padanya adalah membuat benih yang bisa meningkatkan produktivitas dan resisten terhadap pestisida. Stine yang pada saat muda mengidap disleksia dan autis ringan ini memang jago dalam matematika dan mengolah data. Keahliannya tersebut membuatnya mudah melakukan teknik persilangan tanaman sendiri dan menganalisis data.

Ayahnya juga berperan dalam mendidik Stine menjadi pemuda yang tangguh dan andal dalam negosiasi. Bekal ini digunakan Stine untuk melakukan kontrak terhadap beberapa paten yang ditemukannya.

Ada beberapa kebiasaan Stine yang membuat seorang anak petani di Iowa ini bisa sukses membangun salah satu kerajaan bisnis pertanian terbesar di dunia. Antara lain, rasa keingintahuan yang besar. Hal ini bisa dilihat ketika pada suatu hari dia mendapatkan tanaman kedelai di lahannya mengalami hal yang tidak biasa. Pada saat itu, Stine menemukan ada dua jenis kedelai tropis di ladang pertanian milik keluarganya yang berbeda.

Yakni kedelai yang mempunyai empat biji polong dan ada kedelai yang memiliki lima biji. Perbedaan ini membuatnya tergelitik untuk melakukan penelitian lebih lanjut apa yang membuat hal ini bisa terjadi dan bagaimana memanfaatkannya agar produktivitasnya bisa meningkat.

Meskipun telah meraih gelar sarjana, namun Stine tidak cukup puas. Stine sempat mengambil kelas bisnis hukum agar lebih memahami hukum kontrak dan paten agar membuatnya lebih memahami persetujuan kerjasama.

Hal ini penting karena seiring dengan beberapa paten yang dimiliki, Stine harus memastikan bahwa petani lain tidak menggunakan benih yang ia ciptakan tanpa seizin darinya.

Hal ini dibuktikannya pada tahun 1994, Stine Seeds menjadi perusahaan pertama yang menerima paten di bidang kedelai di Amerika Serikat (AS).

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×