Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tembaga merupakan logam yang paling erat kaitannya dengan perekonomian global karena perannya yang vital di berbagai sektor, mulai dari transportasi, manufaktur, hingga elektrifikasi. Dalam era transisi menuju energi bersih, permintaan global terhadap tembaga diprediksi akan melonjak drastis.
Mengutip mining.com, BHP, perusahaan tambang terbesar di dunia, memperkirakan permintaan tembaga akan meningkat hingga 70% pada tahun 2050, mencapai 50 juta ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan ini, industri pertambangan diperkirakan membutuhkan investasi hingga US$2,1 triliun pada pertengahan abad ini, menurut BloombergNEF.
Berikut adalah 10 tambang tembaga terbesar di dunia berdasarkan produksi tahun 2024 yang akan memainkan peran krusial dalam mendukung kebutuhan energi masa depan:
1. Escondida – Chili
-
Produksi 2024: 1,28 juta ton
-
Kepemilikan: BHP (57,5%), Rio Tinto (30%), Mitsubishi dan JX Advanced Metals (12,5%)
Sebagai tambang tembaga terbesar dunia, Escondida meningkatkan produksinya sebesar 16% dari tahun 2023. BHP telah mengumumkan rencana investasi jangka panjang senilai $10,8 miliar, dimulai dengan proyek optimalisasi senilai US$2 miliar di tahun 2024.
Baca Juga: Aturan Tarif Royalti Minerba Disahkan, Pelaku Usaha Siapkan Strategi Efisiensi
2. Grasberg – Indonesia
-
Produksi 2024: 816.466 ton
-
Kepemilikan: Freeport McMoRan dan PT Mineral Industri Indonesia
Setelah sempat terganggu oleh banjir dan tanah longsor pada 2023, produksi Grasberg kembali stabil dan meningkat 8,4%. Tambang ini merupakan salah satu aset strategis dalam industri pertambangan nasional dan global.
3. Collahuasi – Chili
-
Produksi 2024: 558.636 ton
-
Kepemilikan: Glencore, Anglo American, dan Mitsui
Meski mengalami penurunan produksi sebesar 2,5% dari tahun sebelumnya, Collahuasi tetap berada di posisi tiga besar. Tambang ini memiliki sejarah panjang dengan teknologi modernisasi berkelanjutan.
4. Kamoa-Kakula – Republik Demokratik Kongo
-
Produksi 2024: 437.061 ton
-
Kepemilikan: Ivanhoe Mines, Zijin Mining, Pemerintah DRC, Crystal River Global
Kamoa-Kakula mencatat peningkatan produksi sebesar 11%. Selain produksinya yang tinggi, tambang ini dinobatkan sebagai tambang tembaga besar dengan emisi karbon terendah di dunia pada tahun 2023.
5. Buenavista – Meksiko
-
Produksi 2024: 433.000 ton
-
Kepemilikan: Southern Copper (Grupo Mexico)
Tambang tertua di Amerika Utara ini tetap menjadi pemain utama dengan peningkatan produksi hampir 4%. Sejak 1899, Buenavista telah menjadi pusat penting industri tembaga di wilayah tersebut.
6. Cerro Verde – Peru
-
Produksi 2024: 430.459 ton
-
Kepemilikan: Freeport McMoRan, Buenaventura, Sumitomo
Meskipun mengalami penurunan produksi 3,71%, Cerro Verde tetap menjadi salah satu tambang terbuka terbesar di Amerika Selatan.
7. Antamina – Peru
-
Produksi 2024: 413.000 ton
-
Kepemilikan: Glencore, BHP, Teck Resources, Mitsubishi
Antamina mengalami sedikit penurunan produksi sebesar 2,13%. Tambang ini juga menghasilkan molibdenum sebagai produk sampingan yang penting untuk industri baja tahan karat.
8. Tenke Fungurume – Republik Demokratik Kongo
-
Produksi 2024: 400.000 ton (perkiraan)
-
Kepemilikan: CMOC (China), Gécamines (DRC)
Tambang ini mencatat lonjakan produksi hampir 43% setelah rampungnya proyek ekspansi senilai US$2,51 miliar pada 2023. Tenke Fungurume kini menjadi salah satu aset tambang paling berharga di Afrika.
Baca Juga: Umur Tambang Tersisa 4 Tahun, Ini Rencana Strategis Terbaru MIND ID
9. KGHM Polska Miedz – Polandia
-
Produksi 2024: 395.160 ton (perkiraan)
-
Kepemilikan: KGHM Polska
Satu-satunya tambang dari Eropa dalam daftar ini, KGHM berhasil mempertahankan produksinya stabil di tengah tantangan geopolitik dan biaya energi yang meningkat.
10. Polar Division – Rusia
-
Produksi 2024: 345.000 ton (perkiraan)
-
Kepemilikan: Norilsk Nickel
Tambang ini mencatat pertumbuhan produksi sebesar 6,3% dari tahun sebelumnya. Norilsk Nickel terus menjadi salah satu pemain utama dalam sektor logam global meski beroperasi di wilayah Arktik yang ekstrem.