Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kinerja perusahaan transportasi online asal Singapura, Grab Holdings, moncer di kuartal II 2025. Pendapatan perusahaan listring di bursa New York tersebut melampaui ekspektasi Wall Street.
Reuters, Kamis (31/7/2025) melaporkan, pendapatan Grab terangkat lantaran konsumen meningkatkan pengeluaran untuk platform pemesanan kendaraan dan pengiriman makanan meskipun terdapat ketidakpastian ekonomi global.
Upaya Grab mengubah platformnya menjadi superapp, yang mengintegrasikan pemesanan kendaraan, pengiriman makanan dan bahan makanan, serta layanan digital lainnya, telah menarik semakin banyak pengguna yang bersedia membayar paket berlangganannya.
Meskipun negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung telah menimbulkan ketidakpastian atas stabilitas ekonomi global, yang menyebabkan kekhawatiran tentang tarif dan tingginya biaya di Asia Tenggara, ekonomi Singapura tetap tangguh. Pertumbuhannya mencapai 4,3% pada kuartal kedua, sehingga terhindar dari resesi teknis.
"Yang kami lihat adalah semakin terjangkau produk kami, hal itu mendorong pertumbuhan tersebut, dan juga melindungi kami dari beberapa masalah makro yang Anda lihat di seluruh dunia," ujar CFO Grab, Peter Oey, kepada Reuters.
Baca Juga: Grab Singapura Tunda Perubahan Skema Insentif, Pengemudi Desak Kenaikan Tarif Dasar
Grab telah berupaya untuk menarik konsumen yang sensitif terhadap harga ke platform transportasi daringnya sambil meningkatkan jumlah pengemudi agar dapat mengimbangi pertumbuhan basis pengguna.
Grab melaporkan pendapatan sebesar US$ 819 juta di kuartal II 2025, di atas ekspektasi analis sebesar $811,3 juta, menurut data LSEG.
Grab mencatat kinerja yang kuat di Indonesia, pasar yang sebelumnya digambarkan kurang terpenetrasi, dengan tujuan untuk memanfaatkan populasi negara yang besar dan meningkatkan pangsa pasar.
Oey mengatakan Indonesia adalah pasar yang menguntungkan bagi Grab, yang berupaya untuk menggandakan investasi di negara ini.
Pasar layanan daring di Asia Tenggara telah terkonsolidasi, dengan pemain besar mengakuisisi perusahaan yang lebih kecil untuk mengembangkan portofolio produk mereka.
Reuters melaporkan pada bulan Mei bahwa Grab sedang menjajaki akuisisi terhadap rivalnya yang lebih kecil, GoTo. Namun, Oey menegaskan kembali bahwa perusahaan tersebut tidak sedang berdiskusi dengan mereka.
Grab membukukan laba sebesar US$ 20 juta di kuartal II 2025, dibandingkan dengan kerugian sebesar US$ 68 juta pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bos Grab Indonesia Ungkap Pendapatan Driver Ojek Online Sentuh Rp 6,8 Juta