Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
Tapi, Dr Clive Dix, mantan Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris, menegaskan, penting untuk tidak menginterpretasikan data tersebut secara berlebihan.
“Kesimpulan yang dibuat didasarkan pada asumsi tentang Omicron di mana kami masih belum memiliki data yang cukup,” sebut Dix, seperti dilansir Al Jazeera.
“Misalnya, kami tidak memiliki data tentang respons imun seluler yang sekarang mungkin mendorong efektivitas vaksin,” imbuhnya. "Ini adalah asumsi penting yang hilang dalam pemodelan".
Beberapa kesimpulan berbeda datang dari data yang muncul dari Afrika Selatan, di mana vaksin bertahan dengan baik terhadap penyakit parah dan kematian saat ini.
“Ada sejumlah besar ketidakpastian dalam perkiraan model ini dan kami hanya dapat yakin tentang dampak vaksin booster terhadap Omicron ketika kami memiliki satu bulan lagi data dunia nyata tentang jumlah dan kematian rawat inap ICU,” kata Dix.