Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Galaksi Bima Sakti dipenuhi dengan planet yang berpotensi dapat dihuni. Hitungan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) setidaknya ada 300 juta planet yang potensial dihuni.
Teleskop luar angkasa Kepler milik NASA menghabiskan sembilan tahun dalam misi berburu planet, berhasil mengidentifikasi ribuan exoplanet di galaksi kita. Namun pertanyaan inti misi awal tetap yakni berapa banyak dari planet-planet ini yang dapat dihuni?
Ilmuwan di seluruh dunia meneliti data Kepler selama bertahun-tahun dan mereka pikir mereka telah menemukan jawabannya.
Menurut penelitian yang dirilis di The Astronomical Journal, ada sekitar 300 juta planet berpotensi layak huni di galaksi Bima Sakti, yang berarti planet berbatu tersebut mampu mendukung air cair di permukaannya.
"Angka itu adalah perkiraan kasar di sisi konservatif, dan "mungkin ada lebih banyak lagi," tulis NASA dalam keterangan yang dikutip CNN.
Baca Juga: Sejarah! Pesawat NASA mendarat di asteroid Bennu dan ambil sampel asteroid
Beberapa dari planet ini mungkin cukup dekat untuk dianggap sebagai "tetangga antarbintang" - yang terdekat berjarak sekitar 20 tahun cahaya.
"Kepler sudah memberi tahu kami bahwa ada miliaran planet, tapi sekarang kami tahu sebagian besar planet itu mungkin berbatu dan dapat dihuni," kata peneliti NASA dan penulis utama Steve Bryson dalam rilisnya.
"Meskipun hasil ini jauh dari nilai akhir, dan air di permukaan planet hanyalah salah satu dari banyak faktor yang mendukung kehidupan, sangat menarik bahwa kami menghitung bahwa dunia ini adalah umum dengan keyakinan dan ketepatan yang tinggi."
Studi tersebut merupakan kolaborasi global antara ilmuwan NASA yang mengerjakan misi Kepler, dan peneliti dari lembaga internasional mulai dari Brasil hingga Denmark.
Bagaimana mereka menghitungnya?
Ada sekitar 100 miliar hingga 400 miliar bintang di galaksi Bima Sakti, menurut perkiraan NASA. Setiap bintang di langit mungkin memiliki setidaknya satu planet. Artinya ada kemungkinan triliunan planet di luar sana dan yang hanya ditemukan dan konfirmasi beberapa ribu di antaranya.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya suatu planet mendukung kehidupan, termasuk atmosfer dan komposisi kimianya. Tetapi untuk mempersempit triliunan planet, para peneliti dalam studi ini berfokus pada beberapa persyaratan dasar.
Mereka mencari bintang yang umur dan suhunya mirip dengan Matahari, jadi tidak akan terlalu panas atau aktif. Mereka juga mencari exoplanet dengan radius yang mirip dengan Bumi, dan memilih exoplanet yang kemungkinan besar berbatu.
Baca Juga: Lapisan es di Alaska mencair, bencana mega tsunami ancam dunia
Para peneliti juga mempertimbangkan jarak setiap planet dari bintangnya, terlalu dekat dan panas dapat menguapkan air, terlalu jauh dan air dapat membeku.
Planet yang layak huni harus berada di zona "tepat", atau yang disebut zona Goldilocks, untuk mendukung air cair di permukaannya.
"Perkiraan sebelumnya tentang jumlah planet yang dapat dihuni tidak mencerminkan bagaimana suhu dan energi bintang dapat diserap oleh planet-planetnya," sebut NASA.
Tapi kali ini, para ilmuwan dapat memasukkan suhu ke dalam analisis mereka, berkat data tambahan yang dikumpulkan oleh misi Gaia Badan Antariksa Eropa, yang memetakan peta tiga dimensi galaksi kita.
Baca Juga: Peneliti: Alien di 1.000 bintang terdekat bisa mengawasi bumi
"Kami selalu tahu mendefinisikan kelayakhunian hanya dalam hal jarak fisik planet dari bintang, sehingga tidak terlalu panas atau dingin, membuat kami banyak asumsi," kata ilmuwan NASA dan penulis studi Ravi Kopparapu dalam rilisnya.
"Data Gaia tentang bintang memungkinkan kami melihat planet ini dan bintangnya dengan cara yang sama sekali baru," imbuhnya.
Setelah menghitung faktor-faktor ini, para peneliti menggunakan perkiraan konservatif bahwa 7% bintang mirip Matahari dapat menampung dunia yang dapat dihuni. Tapi angkanya bisa mencapai 75%, kata para ilmuwan.
NASA menyatakan pihaknya dan badan antariksa lainnya akan terus menyempurnakan perkiraan dalam penelitian masa depan, yang akan membantu membentuk rencana untuk tahap selanjutnya dari penemuan dan teleskop planet ekstrasurya.