Sumber: Xinhua | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) atau NASA menyebutkan, misi Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer (OSIRIS-REx) berhasil mendarat di asteroid Bennu pada Selasa (20/10) dan mengumpulkan sampel dari permukaan asteroid.
Ini adalah misi AS pertama yang mengambil sampel murni asteroid dan mengembalikannya ke Bumi untuk studi lebih lanjut.
Xinhua melaporkan, pesawat ruang angkasa seukuran mobil van itu mendarat sebentar di tempat pendaratan di Bennu yang disebut Nightingale. Setelah mengambil sampel, pesawat ruang angkasa itu pindah ke jarak yang aman dari Bennu, menurut siaran langsung NASA.
"Pengumpulan sampel selesai," NASA dalam tweet-nya.
Baca Juga: Tak terdeteksi, sebuah asteroid sebesar mobil mendekati Bumi
Setelah melakukan manuver touch and go untuk mengambil sampel, pesawat ruang angkasa itu menembakkan pendorongnya untuk mundur dari permukaan Bennu dan menavigasi ke jarak yang aman.
Data awal menunjukkan acara pengumpulan sampel berjalan sesuai rencana sehingga diharapkan lebih banyak detail setelah semua data tersebut sampai ke Bumi.
Pesawat ruang angkasa melakukan seluruh urutan mendekati asteroid dan mengumpulkan sampel dalam waktu sekitar 4,5 jam.
Pesawat ruang angkasa itu menembakkan botol nitrogen bertekanan ke dalam asteroid, menggunakan gas tersebut sebagai cara untuk mengangkat material dari permukaan Bennu.
Kepala kolektor pesawat ruang angkasa, yang terletak di lengan pengambilan sampel robotiknya, menangkap bahan yang diaduk. Kepala ini adalah satu-satunya bagian dari pesawat luar angkasa yang menyentuh Bennu.
Mengancam bumi
Sampel tersebut rencananya akan dikembalikan ke Bumi pada September 2023.
"Selamat kepada seluruh tim @OSIRISREx dan semua mitra @ NASA dalam misi ini! Kami sedang dalam perjalanan untuk mengembalikan sampel terbesar yang dibawa pulang dari luar angkasa sejak Apollo. Jika semuanya berjalan dengan baik, sampel ini akan dipelajari oleh para ilmuwan dari generasi ke generasi hingga datang!" demikian Administrator NASA Jim Bridenstine dalam tweet-nya.
Baca Juga: Meteor besar menghantam Bumi 800 juta tahun silam, ungkap ilmuwan Jepang