Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MONTREAL/OTTAWA. Air Canada mengumumkan akan membatalkan beberapa lusin penerbangan hingga akhir hari ini dan sekitar 500 penerbangan hingga Jumat (15/8/2025).
Berdampak pada sekitar 100.000 penumpang, menjelang rencana mogok pada Sabtu (16/8/2025) oleh serikat pegawai kabin yang tergabung di perusahaan.
Baca Juga: Perusahaan Periklanan Jepang Kurangi 3.400 Pekerjaan di Luar Negeri
Mark Nasr, Chief Operations Officer Air Canada menjelaskan, kompleksitas jaringan maskapai yang mengoperasikan lebih dari 250 pesawat ke lebih dari 65 negara membuat mereka harus memulai penyesuaian operasional sekarang.
“Menghidupkan atau menghentikan operasi Air Canada bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan mudah. Untuk menutup layanan secara aman dan tertib, kami perlu mulai dari sekarang,” kata Nasr di Toronto, Kamis (14/8/2025).
Mogok ini akan berdampak pada sektor pariwisata Kanada di puncak musim liburan musim panas dan menjadi ujian baru bagi pemerintah Liberal yang dipimpin Perdana Menteri Mark Carney, yang diminta Air Canada untuk ikut campur dan memberlakukan arbitrase.
Baca Juga: China Bakal Minta BUMN Beli Properti Tak Laku Demi Bantu Krisis Properti
Air Canada dan maskapai Air Canada Rouge melayani sekitar 130.000 pelanggan setiap hari, termasuk jumlah penerbangan terbesar ke Amerika Serikat dibanding maskapai asing lain.
Maskapai mitra kode bersama, United Airlines, telah mengeluarkan travel waiver untuk membantu pelanggan menyesuaikan rencana perjalanan mereka.
Data FlightAware menunjukkan hingga Kamis pagi, Air Canada baru membatalkan empat penerbangan. Nasr menambahkan bahwa restart operasi Air Canada bisa memakan waktu sekitar satu minggu.
Permintaan Pemerintah dan Serikat Pekerja
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Kanada Patty Hajdu mendorong maskapai dan serikat pekerja kembali ke meja perundingan untuk mencapai kesepakatan yang dapat menghindari gangguan.
Baca Juga: BYD Masuk Bisnis Tablet, Pertama Hadir di SUV Hybrid Fang Cheng Bao Tai 7
Juru bicara Canadian Union of Public Employees (CUPE), yang mewakili 10.000 pegawai kabin, mengatakan negosiator Air Canada tidak menanggapi proposal yang mereka ajukan awal minggu ini.
“Kami percaya perusahaan ingin pemerintah federal ikut campur dan menyelamatkan mereka,” ujarnya. CUPE sebelumnya menyatakan menolak arbitrase wajib.
Sementara itu, Arielle Meloul-Wechsler, Chief Human Resources Officer Air Canada, menegaskan maskapai masih tersedia untuk berunding selama negosiasi tersebut substantif.
Inti Perselisihan
Perselisihan ini berfokus pada kompensasi pegawai awak kabin. Sebagian besar maskapai membayar pegawai kabin hanya saat pesawat bergerak.
Baca Juga: Bitcoin Catat All-Time High, Sempat Lampaui Kapitalisasi Pasar Google
Sementara serikat pekerja menuntut kompensasi untuk jam kerja lainnya, termasuk saat memasuki penumpang dan menunggu di bandara sebelum atau antar penerbangan.
Serikat pekerja menyebut Air Canada telah menawarkan kompensasi sebagian untuk pekerjaan yang tidak dibayar, namun hanya 50% dari tarif per jam.
Maskapai mengatakan mereka telah menawarkan kenaikan total 38% selama empat tahun, termasuk kenaikan 25% pada tahun pertama.