kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan Obligasi AS Diprediksi Melambat Pekan Ini, Sebelum Kenaikan Bunga The Fed


Minggu, 24 Juli 2022 / 15:42 WIB
Penerbitan Obligasi AS Diprediksi Melambat Pekan Ini, Sebelum Kenaikan Bunga The Fed
ILUSTRASI. Penerbitan obligasi di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melambat drastis mulai minggu ini.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penerbitan obligasi di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melambat drastis mulai minggu ini setelah penerbitan surat utang secara mengejutkan sebesar US$ 45 miliar pekan lalu yang sebagian besar berasal dari bank-bank terkemuka di Bursa Wall Street. 

Perusahaan-perusahaan penjamin emisi memperkirakan penerbitkan obligasi sebelum The Fed menaikkan suku bunga Juli ini yang diprediksi 75 basis poin hanya akan mencapai US$ 15 miliar-US$ 20 miliar. 

Menurut Michael Gambale, Analis Bloomberg, kenaikan suku bunga The Fed akan terjadi Rabu (27/7). Ia mengatakan, total volume penerbitkan surat utang hingga Juli saat ini mencapai US4 68,8 miliar, masih jauh dari yang ditargetkan sebelumnya yakni US$ 80 miliar. 

Bank-bank besar AS, yang seharusnya menyelesaikan sebagian besar pinjaman mereka untuk tahun ini, justru membanjiri pasar dengan kesepakatan penerbitan obligasi baru minggu lalu. 

Baca Juga: Begini Prospek Obligasi Indonesia di Tengah Isu Kenaikan Suku Bunga The Fed

Bank of America Corp, JPMorgan Chase & Co,  Wells Fargo & Co dan Morgan Stanley menyumbang 61% dari lebih dari penerbitan obligasi sebesar US$ 45 miliar sepanjang minggu lalu, menjadikannya minggu tersibuk sejak pertengahan April. 

Goldman Sachs Group In, yang belum mengumumkan penawaran, mungkin masih akan menerbitkan utang dalam beberapa hari mendatang, menurut analis kredit Bloomberg Intelligence Arnold Kakuda.

Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan Gubernur Fed Jerome Powell akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin minggu ini, memperlambat laju kenaikannya menjadi setengah poin pada bulan September, kemudian beralih ke kenaikan seperempat poin pada dua pertemuan tersisa tahun ini.

Kenaikan suku bunga bank sentral akan membuat ekonomi melambat. Menurut Nicolas Elfner, Kepala Riset Breckinridge Capital Advisors di Boston, itu berarti risiko spread kredit yang lebih luas lebih tinggi daripada skenario pengetatan spread. 

Barclays Plc melihat perlambatan ekonomi akn memukul pasar kredit lagi selama enam bulan ke depan, mengangkat premi risiko ke tingkat yang terkait dengan resesi.

“Kami memperkirakan volatilitas spread akan berlanjut dengan bias yang melebar di tingkat investasi karena risiko atau kemungkinan resesi meningkat,” kata Elfner dikutip Bloomberg, Minggu (24/7).

Beberapa perusahaan teknologi dan industri akan menerbitkan obligasi  minggu depan, seperti Apple, Alphabet, Amazon.com, Inc, Boeing,  General Electric, dan General Motors.

Baca Juga: Keputusan BI Tahan Suku Bunga Positif untuk Bursa, Negatif bagi Rupiah

Yield tertinggi di pasar perdana obligasi telah melambat karena peminjam tetap dalam mode menunggu dan menonton menjelang pertemuan Fed berikutnya. 
Penerbitan sejauh tahun ini mencapai US$ 69 miliar, turun 77% dari sekitar US$ 301 miliar yang dikeluarkan dari periode yang sama tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg News.

Sebuah klub bank yang dipimpin oleh Citigroup dan BofA telah menunda pembelian kembali pembiayaan senilai US$ 5,4 miliar yang sebelumnya direncanakan diluncurkan bulan ini untuk membantu mendanai akuisisi Apollo Global Management Inc atas Tenneco Inc. 

Para bank tersebut telah memutuskan untuk meluncurkan pinjaman leverage dan high- menghasilkan penawaran obligasi setelah liburan Hari Buruh AS.

Nada pasar pinjaman leveraged AS beragam minggu ini menjelang jeda Agustus ketika pelaku pasar pergi berlibur dan kantor pusat bank Eropa tutup. Hanya tiga perusahaan yang mengajukan penawaran minggu ini, dan hanya empat yang tersisa dalam sindikasi umum.

Sebagian besar transaksi akhir-akhir ini membutuhkan diskon besar-besaran untuk menyelesaikannya. Sekelompok pemberi pinjaman yang dipimpin oleh Deutsche Bank AG dan UBS Group AG kehilangan sekitar US$ 200 juta pada pembiayaan untuk pembelian Clayton Dubilier & Rice dari Cornerstone Building Brands Inc., karena mereka berjuang untuk melepaskan utang kepada investor, menurut orang-orang yang mengetahui tentang urusan. Pukulan pada kesepakatan Cornerstone adalah salah satu yang paling curam bagi bank tahun ini. 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×