Sumber: CNA | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pengajuan kebangkrutan Jepang pada tahun fiskal 2024 mencapai 10.144, yang tertinggi dalam 11 tahun, menurut firma riset kredit Tokyo Shoko Research (TSR) pada hari Selasa (8/4), di tengah meningkatnya ketidakpastian seputar jadwal kenaikan suku bunga Bank Jepang.
Jumlah kebangkrutan dalam 12 bulan hingga Maret adalah yang terbesar sejak tahun fiskal 2013 yang mencapai 10.536, dan tumbuh sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya, menurut data TSR.
Sebagian besar industri, kecuali sektor keuangan dan transportasi, mengalami lebih banyak kebangkrutan dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data tersebut.
Jumlah total utang dalam kebangkrutan adalah 2,37 triliun yen (US$16,08 miliar) pada tahun fiskal 2024, turun dari 2,46 triliun yen pada tahun fiskal 2023, karena lebih banyak perusahaan kecil dan menengah yang bangkrut, kata TSR.
Baca Juga: Korea Selatan Bakal Gelar Pemilihan Presiden Dadakan 3 Juni 2025
Debitur terbesar adalah mantan Mitsubishi Aircraft Corp, yang dilikuidasi tahun lalu dengan utang 641 miliar yen, setelah penghentian proyek pesawat komersial Mitsubishi SpaceJet, menurut TSR.
Data kebangkrutan adalah salah satu indikator yang dipantau oleh para pembuat kebijakan BOJ untuk mengukur kesehatan ekonomi Jepang.
Gubernur Kazuo Ueda mengatakan bank sentral akan terus menaikkan suku bunga jika kenaikan upah yang berkelanjutan, termasuk di perusahaan-perusahaan kecil, mendukung pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi.