Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari yang dinanti-nantikan oleh banyak pendukung Partai Republik akhirnya tiba. Donald Trump, politisi kontroversial yang kembali ke panggung politik setelah kekalahannya pada 2020, dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47.
Acara pelantikan berlangsung di Washington D.C. pada pukul 11.30 waktu setempat, dan tepat setengah jam kemudian, Trump yang kini berusia 78 tahun resmi menjabat untuk kedua kalinya.
Namun, tidak semua pihak menyambut hari ini dengan sukacita. Pernyataan Trump dalam rapat umum terakhirnya sebelum pelantikan menuai kontroversi baru, terutama terkait komentar tentang Elon Musk dan sistem penghitungan suara di Pennsylvania.
Baca Juga: Mengungkap Gurita Bisnis Donald Trump, dari Real Estate Hingga Dunia Hiburan
Pernyataan Trump yang Memicu Kecurigaan
Mengutip unilad, dalam rapat umum bertajuk "MAGA" terakhirnya, Trump secara mengejutkan membahas keterlibatan Elon Musk dalam kampanyenya di Pennsylvania. Dalam pidatonya, Trump menyebut bahwa Musk adalah seorang ahli dalam "komputer penghitungan suara" dan berperan penting dalam kemenangan besar Trump di negara bagian tersebut.
Berikut kutipan dari pidato Trump:
"Kemudian dia [Musk] pergi ke Pennsylvania, menghabiskan satu setengah bulan berkampanye untuk saya, dan dia adalah orang yang populer. Dia tahu komputer-komputer itu lebih baik dari siapa pun. Semua komputer itu, komputer penghitungan suara, dan akhirnya kami menang di Pennsylvania seperti sebuah kemenangan telak. Jadi, itu cukup bagus. Terima kasih kepada Elon."
Pernyataan ini memancing berbagai reaksi di media sosial, terutama di platform yang dimiliki Musk sendiri. Beberapa pengguna menilai komentar Trump sebagai bentuk "pengakuan" yang mencurigakan.
Seorang pengguna menulis, "Ini disebut pengakuan."
Baca Juga: Bitcoin Anjlok, Pasar Kripto Mengalami Likuidasi US$1 Miliar dalam 24 Jam
Yang lain menambahkan, "Sekarang Trump menyiratkan bahwa Elon Musk meretas komputer penghitungan suara di Pennsylvania demi kemenangannya. Apakah Partai Republik akan menuntut penyelidikan penuh terhadap Trump dan sekutunya?"
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan tuduhan ini. Ada yang menganggap reaksi publik terlalu berlebihan. Seorang pengguna menulis, "Saya baru saja menonton pidatonya, dan dia tidak pernah mengatakan itu."
Sistem Pemilu di Pennsylvania dan Klaim Manipulasi
Sebagai tanggapan atas tuduhan manipulasi suara, beberapa pihak menjelaskan bahwa sistem pemilu di Pennsylvania memiliki mekanisme keamanan yang sulit ditembus.
Sebagian besar wilayah di negara bagian tersebut menggunakan kombinasi mesin pemungutan suara dan surat suara kertas yang dipindai. Setiap suara meninggalkan jejak fisik, sehingga kecurangan sistematis hampir mustahil dilakukan tanpa terdeteksi.
Seorang pengguna media sosial menjelaskan: "Pennsylvania menggunakan sistem yang berbeda untuk menghitung surat suara masuk dan suara pada hari pemilu. Semua suara meninggalkan jejak kertas. Oleh karena itu, mustahil untuk meretas mesin pemungutan suara tanpa ketidaksesuaian dengan jejak kertas."
Baca Juga: Memecoin Milik Istri Donald Trump, MELANIA Mengalami Lonjakan Fantastis 24.000%
Meskipun demikian, teori konspirasi mengenai pemilu tetap menjadi topik yang sering diperbincangkan di AS, terutama di kalangan pendukung Trump.
Elon Musk dan Keterlibatannya
Elon Musk, yang juga hadir dalam rapat umum tersebut, kini menjadi pusat perhatian. Musk dikenal sebagai pendukung vokal kebebasan berbicara dan telah menggunakan platform media sosialnya untuk mendukung Trump.
Namun, pernyataan Trump yang mengaitkan Musk dengan "komputer penghitungan suara" menimbulkan spekulasi mengenai sejauh mana keterlibatan Musk dalam kampanye politik Trump.
Sampai saat ini, Musk belum memberikan tanggapan resmi terkait komentar Trump.
Baca Juga: Fantastis! Paket Hotel Mewah Pelantikan Trump Rp 1,2 Miliar Ludes dalam Waktu Singkat
Protes dan Keamanan Pelantikan
Kontroversi ini menambah ketegangan menjelang pelantikan Trump. Banyak yang memprediksi bahwa pelantikan akan diwarnai oleh protes besar-besaran, baik dari pihak pendukung maupun oposisi. Bahkan, beberapa pihak menyarankan agar acara pelantikan dipindahkan ke dalam ruangan demi alasan keamanan.
Seorang pengguna media sosial berkomentar, "Sekarang saya yakin pelantikan akan dilakukan di dalam ruangan karena adanya protes."