kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengangguran melonjak, 6.000 orang di Australia melamar jadi pencuci piring


Selasa, 29 September 2020 / 11:37 WIB
Pengangguran melonjak, 6.000 orang di Australia melamar jadi pencuci piring
ILUSTRASI. bendera australia


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Covid-19 membuat angka pengangguran di dunia melonjak. Tak terkecuali di Australia. Aidan Draper adalah seorang warga di Kota Sydney yang baru pindah ke Australia pada bulan Maret lalu. Ia telah melamar berbagai jenis pekerjaan, termasuk untuk menjadi pencuci piring di restoran.

Pria berusia 21 tahun tersebut mulai kehabisan uang tabungannya namun tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan uang dari Pemerintah di tengah pandemi Covid-19. 

Pekan lalu ia melamar pekerjaan sebagai pencuci piring lewat sebuah situs pencari kerja. Dari email notifikasi yang ia dapatkan setelah mengajukan lamaran kerja itu, Aidan diberitahu jika ada 6.190 orang lainnya yang melamar posisi tersebut. Ia juga pernah melamar pekerjaan lainnya dengan banyaknya peminat, seperti yang tercantum dari email yang ia dapatkan: 

- Pekerjaan menyusun dan memilah barang-barang di pabrik kosmetik: 695 pelamar 

- Pekerjaan bersih-bersih atau 'cleaners': 894 pelamar Pekerjaan di kantor pos: 1.320 pelamar 

- Mengangkat barang di perusahaan percetakan: 4.085 pelamar 

- Pekerjaan menyusun dan memilah di pabrik peralatan berat: 1.479 pelamar 

Baca Juga: Kasus harian turun drastis, Victoria akan longgarkan pembatasan Covid-19

"Karena saya sudah melamar banyak pekerjaan dan sering ditolak, saya hanya bisa tertawa melihat banyaknya yang melamar pekerjaan cuci piring," kata Aidan. 

Seberapa banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di Australia saat ini? 

Dari data pengangguran Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan tingkat pengangguran di bulan Agustus sebenarnya sudah turun menjadi 6,8 persen dari 7,5 persen sebelumnya. Tapi tentu saja angka ini masih cukup tinggi. 

Baca Juga: Resesi di depan mata, ini 6 tips keuangan di masa sulit

Mulai hari Senin ini (28/9/2020), warga di Australia yang berhak mendapatkan tunjangan uang dari pemerintah setidaknya harus mencari delapan pekerjaan per bulan agar tetap bisa mendapat bantuan tersebut. 

Pakar ekonomi dan tenaga kerja dari Grattan Institute di Melbourne, Matt Cowgill, mengatakan pengangguran di Australia masih akan tinggi hingga beberapa tahun ke depan.

"Secara umum kita belum melihat puncak dari tingkat pengangguran, jadi kondisinya akan memburuk," ujarnya. 

Sejumlah pakar ekonomi juga memperkirakan puncak pengangguran di Australia akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, jika tidak ada lagi wabah baru Covid-19 dan jika perekonomian bisa pulih pada 2021.

45 ribu lowongan di pedalaman

Sementara itu di beberapa kawasan pedalaman dan pedesaan Australia, mengisi lowongan pekerjaan selalu menjadi masalah, terlepas sebelum atau saat pandemi Covid-19. "Ini selalu menjadi masalah di luar kota-kota besar … [untuk] mendatangkan orang bekerja di bidang yang sebenarnya cukup bagus," ujar Dr Kim Houghton, Kepala Ekonom dari Regional Australia Institute (RAI). 

Dengan menggunakan data dari Pemerintah Australia, RAI melacak lowongan pekerjaan yang diunggah lewat internet. RAI menemukan ada lebih dari 45.000 lowongan kerja di kawasan pedalaman pada Agustus lalu. Angka tersebut menunjukkan peningkatan 14 persen lowongan pekerjaan dari bulan sebelumnya.

Baca Juga: Pemerintah optimistis teknologi digital dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi

Bahkan di beberapa daerah pedalaman sebenarnya ada lebih banyak lowongan kerja dibandingkan sebelum perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. "Daerah-daerah ini pada umumnya adalah kawasan yang cukup kuat dengan sektor pertambangan dan pertaniannya," ujar Dr Houghton. 

Ricky Banks, adalah warga Australia yang lahir dan dibesarkan di kota Canberra. Baginya pindah ke kawasan pedesaan menimbulkan pergolakan dalam dirinya. Tetapi ketika bisnisnya di Queanbeyan, dekat Canberra runtuh, tukang listrik berusia 32 tahun ini mengatakan ia tidak punya pilihan. 

Baca Juga: Apa itu resesi? Penjelasan, faktor penyebab, dan dampak dari resesi

"Saya memutuskan untuk meneruskan kehidupan saya dan pergi ke pedesaan dengan mencoba menggunakan keterampilan yang saya miliki," ujarnya.   

Dua minggu lalu dia pindah ke Wellington, sekitar 50 km dari Dubbo, New South Walles, untuk bekerja di pembangkit tenaga surya yang sekarang sedang dibangun. Ia bekerja 76 jam seminggu, setidaknya selama 4 bulan ke depan. 

"Ya, jam kerjanya memang panjang. Tetapi apakah Anda hanya ingin duduk di rumah dalam keadaan depresi dan sengsara? Atau ingin mencari uang dengan keluar dari rumah?” ujarnya. 

Baginya, bagian tersulit adalah meninggalkan putrinya yang berusia enam tahun, yang masih tinggal di Canberra bersama mantan pasangan Ricky. 

Dorongan agar warga pindah ke pedalaman 

Profesor Paula Brough, pakar psikologi dari Griffith University, mengatakan kebanyakan orang percaya jika kota-kota besar "lebih menawarkan banyak peluang pekerjaan". 

"Segala sesuatu mulai dari pertemanan, akses ke olahraga dan budaya, hingga pendidikan, ikut menentukan keputusan apakah seseorang mau pindah atau tidak," kata Profesor Brough.

"Saya rasa orang-orang terbiasa memiliki begitu banyak pilihan di sekitar mereka, begitu banyak kesibukan, sehingga bisa menjadi pergolakan yang cukup mengkhawatirkan untuk tiba-tiba mengubah seluruh gaya hidupnya di pedalaman." 

Baca Juga: ​Indonesia bersiap resesi ekonomi 2020, ini 5 hal yang harus dilakukan

Sejumlah pertani di Australia sebelumnya sudah mengajak warga Australia untuk mau bekerja di perkebunan. Salah satu alasannya karena tidak ada cukup banyak pekerja untuk memetik dan mengemas buah, sehingga dikhawatirkan jika tahun depan buah-buahan akan membusuk. 

Di West, seorang petani dari pertanian Bells Creek di New South Wales, mengatakan jika tenaga kerja pertanian masih kurang maka ia terpaksa harus mengurangi 30 persen penanaman tahun depan. "Jika [pengurangan itu terjadi secara umum pada berbagai komoditas, maka harga akan naik dan itu akan berdampak signfikan pada dompet orang," kata Di West.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengangguran di Australia: 6.000 Orang Melamar Jadi Pencuci Piring"

Editor : Ardi Priyatno Utomo

Selanjutnya: Ekonom CORE menilai bantuan untuk UMKM harus dipercepat agar tetap produktif




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×