Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - OTTAWA. Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland, mengundurkan diri secara mendadak pada Senin setelah Perdana Menteri Justin Trudeau menawarinya posisi yang lebih rendah dalam kabinet.
Langkah ini terjadi kurang dari sebulan sebelum pemerintahan baru di Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump, yang berpotensi menjatuhkan sanksi besar terhadap ekspor Kanada.
Freeland, yang sebelumnya memimpin komite kabinet khusus hubungan Kanada-AS, menyatakan keprihatinannya terhadap lonjakan pengeluaran negara yang dapat membahayakan ketahanan Kanada menghadapi tarif perdagangan yang diancamkan Trump.
Baca Juga: Trump Kalah dalam Upaya Membatalkan Vonis Uang Tutup Mulut atas Dasar Imunitas
Tanggapan Para Pemimpin Provinsi: Kekhawatiran Stabilitas Nasional
Situasi ini memicu keprihatinan para pemimpin provinsi. Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, menekankan pentingnya persatuan nasional di tengah “kekacauan di Ottawa”.
Ford mengingatkan bahwa Kanada harus memproyeksikan kekuatan untuk menghadapi ancaman AS.
Sementara itu, Perdana Menteri Alberta, Danielle Smith, salah satu kritikus utama Trudeau, menyoroti dampak pengunduran diri Freeland terhadap koordinasi nasional:
“Ini adalah kekacauan... Apakah pemimpin berikutnya mampu membawa rencana yang koheren? Ini bukan waktu yang tepat untuk mengalami kekosongan.”
Smith bahkan menyerukan pemilu nasional untuk memulihkan stabilitas politik di Kanada, yang saat ini dianggap berada dalam posisi yang rapuh.
Krisis Internal Partai Liberal dan Tekanan Terhadap Trudeau
Kepergian Freeland memperburuk posisi Partai Liberal yang berkuasa, yang kini tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilu 2025.
Sejumlah legislator Liberal yang tidak puas mengadakan pertemuan darurat di Ottawa untuk menyuarakan kekecewaan mereka dan mendesak Trudeau agar mempertimbangkan masa depannya sebagai pemimpin.
Mantan penasihat kebijakan luar negeri Trudeau, Roland Paris, memperingatkan urgensi situasi ini.
“Trump akan dilantik dalam 34 hari. Kanada harus memiliki pemerintahan yang stabil,” ungkapnya.
Baca Juga: Konsumsi Lemah Menekan Ekonomi China di Tengah Ancaman Tarif Trump
Chrystia Freeland sebelumnya memainkan peran krusial saat Trump menjabat sebagai Presiden AS pada 2017.
Ketika Trump mengancam akan membatalkan perjanjian perdagangan bebas trilateral antara Kanada, Meksiko, dan AS, Freeland memimpin negosiasi ulang yang berhasil menyelamatkan ekonomi Kanada.
Namun, hubungan antara Trump dan Freeland diwarnai ketegangan. Pada 2018, Trump secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya terhadap gaya negosiasi Freeland.
“Kami sangat tidak senang dengan negosiasi dan gaya negosiasi Kanada. Kami sangat tidak menyukai perwakilan mereka,” katanya.
Dominic LeBlanc: Harapan Baru Menghadapi Kepemimpinan Trump
Peran kepala koordinator federal dalam hubungan dengan AS kini jatuh ke tangan Dominic LeBlanc, Menteri Keuangan yang baru.
LeBlanc dan Trudeau baru-baru ini melakukan kunjungan ke Florida untuk bertemu dengan Trump, mengisyaratkan upaya pemerintah Kanada dalam memulihkan hubungan bilateral yang tegang.
Dalam pernyataan resminya setelah pelantikan, LeBlanc menegaskan pentingnya fokus pada prioritas bersama dengan AS.
“Satu hal yang akan dihormati pemerintah Amerika adalah pemerintahan yang fokus pada isu-isu bersama,” terangnya.
Baca Juga: Industri 'Pakaian Erotis' China Tersudut Kebijakan Impor Trump yang Menghantui
Freeland, bagaimanapun, tidak diikutsertakan dalam pertemuan tersebut, menegaskan kembali ketegangan masa lalu dengan Trump.
Pengunduran diri Freeland menciptakan kekosongan dalam kebijakan luar negeri Kanada di saat krusial.
Dengan kepemimpinan Trump yang akan datang, masa depan hubungan perdagangan antara Kanada dan AS berada dalam ketidakpastian.
Pengamat menilai bahwa tanpa strategi yang jelas dan koordinasi yang kuat, ekonomi Kanada akan menghadapi tantangan besar di bawah ancaman tarif Trump.
Mantan penasihat keamanan nasional Kanada, Vincent Rigby, menyebut situasi ini sebagai tantangan besar bagi Trudeau.
“Kepergian Freeland menjadi masalah serius, baik secara politik maupun dalam menghadapi kepresidenan Trump,” ujarnya.