kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Penjualan ritel China tumbuh terendah dalam 16 tahun terakhir


Rabu, 15 Mei 2019 / 15:29 WIB
Penjualan ritel China tumbuh terendah dalam 16 tahun terakhir


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China melaporkan pertumbuhan penjualan ritel dan output industri yang secara mengejutkan lebih lemah untuk bulan April 2019. Data ekonomi terbaru ini menambah tekanan pada China untuk meluncurkan lebih banyak stimulus karena tensi perang perdagangan dengan Amerika Serikat kembali meningkat.

Mengutip Reuters, Rabu (15/5), penjualan pakaian jatuh untuk pertama kalinya sejak 2009, menunjukkan konsumen China lebih khawatir tentang prospek ekonomi negaranya bahkan sebelum kenaikan tarif AS pada Jumat pekan lalu, yang bakal memperbesar tekanan eksportir China.

Secara keseluruhan, penjualan ritel di China naik 7,2% secara tahunan di bulan April 2019. Meski masih tumbuh namun kenaikan itu paling lambat sejak Mei 2003, menurut data dari Biro Statistik Nasional China.

Pertumbuhan penjualan ritel bulan April 2019 tersebut lebih rendah dari bulan Maret 2019 yang tumbuh 8,7%. Juga lebih rendah dari perkiraan sebesar 8,6%.

Data menunjukkan konsumen China sekarang mulai mengurangi pengeluaran untuk produk sehari-hari seperti perawatan pribadi dan kosmetik, sembari terus menghindari barang-barang yang lebih mahal seperti mobil.

“Penjualan ritel yang lemah sebagian akibat kemunduran dalam pekerjaan dan menurunnya pendapatan kelompok berpenghasilan menengah dan rendah,” kata Nie Wen, ekonom Hwabao Trust seperti dikutip Reuters.

Ia menyebutkan, untuk menjaga tingkat konsumsi masyarakat sebagai penstabil ekonomi, Tiongkok mungkin akan meluncurkan pengurangan pajak untuk kelompok berpenghasilan menengah ke bawah.

Data ekonomi lain yakni pertumbuhan output industri China juga melambat lebih dari perkiraan menjadi sebesar 5,4% pada bulan April 2019, lebih rendah dari Maret 2019 yang tumbuh 8,5%. Sementara analis yang disurvei Reuters memperkirakan output industri China akan tumbuh 6,5%.

Produksi kendaraan bermotor turun hampir 16% karena permintaan melemah, dengan output sedan merosot 18,8%, penurunan paling tajam sejak September 2015. Data industri minggu ini menunjukkan penjualan mobil turun 14,6% pada April 2019, penurunan ke 10 bulan berturut-turut.

Ekspor China juga secara tak terduga menyusut pada bulan April 2019 akibat permintaan global yang lebih lemah. Sementara pesanan pabrik baru dari dalam dan luar negeri tetap lambat.

“Masih ada ketidakpastian yang menghantui kinerja ekonomi. Ketegangan antara China dan AS kembali datang, sementara kekhawatiran tentang permintaan yang menurun di seluruh dunia meningkat,” kata Nie.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×