Sumber: Reutters | Editor: Syamsul Azhar
NEW YORK. Data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) terus membaik. Dua bulan terakhir, penjualan ritel melonjak lebih tinggi dari harapan.
Kantor Departemen Perdagangan AS melaporkan, penjualan ritel selama November 2009 naik 1,3% dibandingkan Oktober 2009. Kenaikan ini lebih tinggi daripada rata-rata prediksi para analis di pasar keuangan, yaitu 1,1%.
Penjualan mobil dan bahan bakar menyumbang lonjakan belanja ritel. Dealer mobil menyumbang kenaikan 1,6%, sementara penjualan bahan bakar naik hingga 6%. Lonjakan ini terjadi karena banyak warga Paman Sam melakukan perjalanan selama perayaan Thanksgiving.
Toko alat-alat olahraga, makanan, dan elektronik juga menuai keuntungan pada bulan Thanksgiving. Demikian pula dengan pengecer pakaian dan toko furnitur.
Pada bulan Desember ini, peritel kembali berharap bisa mendongkrak penjualan. "Jelas, penjualan saat Natal penting. Kenaikan penjualan sepanjang November mengisyaratkan daya beli konsumen sudah jauh lebih kuat dari awal tahun," ujar Alan Ruskin, analis RBS Securities.
Mengingat indeks penjualan ritel mencerminkan sekitar 70% dari total kegiatan ekonomi di AS, para analis pasar meramal perekonomian AS bisa pulih lebih cepat. Ruskin mencatat, penjualan ritel menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 1,25% di awal kuartal keempat ini.
Dengan mengacu ke belanja ritel di bulan November, para ekonom pasar memprediksi, pertumbuhan ekonomi AS bisa mencapai 3,5% di kuartal ketiga, lebih tinggi dari angka kuartal kedua, 2,8%.
Survei yang digelar Reuters dan University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen juga naik dari 67,4% di bulan November lalu menjadi 73,4% pada bulan Desember ini. Hasil survei menunjukkan, warga AS optimistis ekonomi akan membaik.
Kenaikan penjualan ritel di AS juga mengakibatkan bisnis pergudangan kembali menggeliat. Pada bulan Oktober, untuk pertamakalinya, bisnis pergudangan mengalami pertumbuhan. Kenaikannya memang tak besar, hanya 0,2%.
Dealer mobil dan suku cadang, toko furnitur, dan peralatan rumahtangga mulai memperbanyak persediaan mereka di gudang. "Sekarang merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan belanja," ujar Brian Bethune, ekonom AS di IHS Global Insight.