kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pentagon: China dan Rusia mengembangkan senjata laser untuk menghancurkan satelit AS


Selasa, 12 Februari 2019 / 10:00 WIB
Pentagon: China dan Rusia mengembangkan senjata laser untuk menghancurkan satelit AS


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sebuah laporan baru dari Pentagon memperingatkan tentang ancaman luar angkasa dari China dan Rusia yang sama-sama mengembangkan kemampuan untuk mengancam posisi Amerika Serikat. Termasuk senjata laser yang dapat menghancurkan satelit AS.

Laporan berjudul "Tantangan untuk Keamanan di Ruang Angkasa" yang diterbitkanpada Senin tersebut mencakup kemampuan Rusia, China, Iran, dan Korea Utara. "China dan Rusia sedang mengembangkan berbagai cara untuk mengeksploitasi ketergantungan AS pada sistem berbasis luar angkasa," kata laporan Badan Intelijen Pertahanan terserbut seperti dikutip CNN.

Satelit AS memainkan peran penting dalam segala hal mulai dari navigasi, persenjataan dan pengumpulan informasi intelijen, termasuk mengawasi program senjata nuklir Korea Utara dan memantau aktivitas militer Rusia dan China.

Satelit-satelit tersebut juga menyimpan sensor yang terlibat dalam mendeteksi peluncuran rudal musuh. Kebutuhan untuk melindungi satelit AS telah dikutip oleh pemerintahan Trump sebagai alasan mengapa AS membutuhkan pasukan luar angkasa.

Laporan tersebut merinci senjata anti-satelit Rusia dan China, termasuk sistem perang elektronik, dan rudal anti-satelit dengan energi kinetik. Disebutkan bahwa baik Beijing dan Moskow kemungkinan akan mengembangkan senjata laser untuk mengacaukan, menurunkan, atau merusak satelit dan sensor mereka AS.

"China kemungkinan akan mengirimkan senjata laser berbasis darat yang dapat menghancurkan sensor di orbit rendah pada tahun 2020, dan pada pertengahan hingga akhir tahun tersebut, negara itu mungkin menerjunkan sistem tenaga yang lebih tinggi yang memperluas ancaman pada struktur non-nuklir," tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa Rusia telah mengirimkan senjata laser ke pasukan aerospace sebelum Juli 2018, yang kemungkinan ditujukan untuk misi anti-satelit. "Rusia juga mengembangkan sistem senjata laser udara untuk digunakan terhadap sensor pertahanan rudal berbasis luar angkasa," kata laporan itu.

Pemerintahan Trump secara aktif mempertimbangkan untuk menempatkan sensor canggih di ruang angkasa sebagai bagian dari pertahanan rudal yang diluncurkan bulan lalu.

Selain senjata laser, laporan itu memperingatkan bahwa China memiliki rudal operasional yang mampu mengenai satelit di orbit rendah bumi sementara Rusia sedang dalam proses mengembangkannya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×