kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Perak Cetak Rekor Tertinggi Sejak 1979, Efek Langsung Gebrakan China


Minggu, 28 Desember 2025 / 07:29 WIB
Perak Cetak Rekor Tertinggi Sejak 1979, Efek Langsung Gebrakan China
ILUSTRASI. Harga perak tengah melaju kencang dan berpeluang mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 1979. (REUTERS/Hollie Adams)


Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Harga perak tengah melaju kencang dan berpeluang mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 1979. Lonjakan ini dipicu oleh langkah China yang memperketat ekspor, sehingga pasokan global perak makin terbatas.

Melansir The Telegraph, pada Jumat lalu, harga perak melonjak 6,29% dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 76,37 per ons troi. Sejak awal tahun, harga perak sudah melesat 159%, jauh melampaui kenaikan harga emas yang “hanya” sekitar 70% sepanjang tahun ini.

Logam mulia seperti perak dan emas biasanya menjadi aset lindung nilai (safe haven). Tahun ini, investor ramai-ramai memborong logam mulia karena kekhawatiran terhadap inflasi, ketegangan geopolitik, dan membengkaknya utang pemerintah di berbagai negara.

Dalam beberapa waktu terakhir, faktor tambahan datang dari China. Mulai 1 Januari, pemerintah China mewajibkan eksportir perak, tungsten, dan antimon untuk mengantongi izin khusus dari Kementerian Perdagangan (Mofcom). Aturan ini diperkirakan hanya akan menguntungkan perusahaan besar dan otomatis memperketat akses perak di pasar global.

China sendiri merupakan pemasok perak terbesar kedua di dunia setelah Meksiko. Pada 2024, produksi perak China mencapai 3.300 ton metrik atau tiga kali lipat produksi Amerika Serikat.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 7,0 Guncang Taiwan, Bangunan Bergoyang di Taipei

Saat mengumumkan kebijakan ini pada Oktober lalu, pemerintah China menyebut aturan tersebut bertujuan “melindungi sumber daya” dan memperketat pengelolaan ekspor logam langka.

Kebijakan Beijing ini kian memperlebar ketimpangan antara pasokan dan permintaan. Cadangan perak dunia makin menipis, sementara permintaan justru melonjak, baik dari investor maupun sektor industri. Perak banyak digunakan dalam produk strategis seperti panel surya.

Pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) juga ikut mendorong minat ke logam mulia. Ketika imbal hasil aset berbunga turun, emas dan perak menjadi relatif lebih menarik.

Namun, pasar perak jauh lebih kecil dibanding emas. Akibatnya, harga perak cenderung lebih liar, di mana pergerakan harganya mudah melonjak tajam, tapi juga rentan jatuh dalam waktu singkat.

Baca Juga: Tak Lagi Bebas Terbang, China Perketat Drone demi Ekonomi Masa Depan

Reli harga perak tahun ini mengingatkan pasar pada peristiwa legendaris akhir 1970-an, ketika Hunt bersaudara mencoba “menguasai” pasar perak. Mereka membeli perak besar-besaran sejak harga US$ 2 per ons, hingga mendorong harga ke US$ 50 pada Januari 1980. Namun, pasar akhirnya runtuh setelah otoritas bursa AS membatasi perdagangan, memicu kejatuhan harga 50% dalam sehari. Peristiwa ini dikenal sebagai Silver Thursday.

Kenaikan harga logam mulia tahun ini juga mendongkrak saham perusahaan tambang. Saham Hochschild Mining yang tercatat di London melonjak 128%.

Tak hanya perak, harga platinum, yang digunakan di industri elektronik dan otomotif, juga mencetak rekor, naik lebih dari 40% dalam sebulan terakhir hingga menembus US$ 2.400 per ons. Harga tembaga, komoditas penting untuk transisi energi dan net zero, juga naik 45% sejak awal tahun.

Tonton: Harga Emas Antam Menguat Hari Ini (27 Desember 2025)

Kesimpulan 

Lonjakan harga perak tahun ini bukan sekadar euforia pasar, melainkan hasil kombinasi faktor struktural: pengetatan ekspor oleh China, pasokan global yang makin terbatas, lonjakan permintaan industri hijau, serta kebijakan moneter global yang lebih longgar. Namun, sejarah menunjukkan pasar perak sangat rentan bergejolak. Kenaikan tajam ini membuka peluang besar, tetapi juga menyimpan risiko koreksi ekstrem jika sentimen berubah atau regulator turun tangan.

Selanjutnya: Strategi Bisnis Buana Lintas Lautan (BULL), Kapal LNG Baru Dukung Kinerja di 2026

Menarik Dibaca: 3 Resep Sate Ayam Praktis dan Lezat untuk Bakar-bakaran Malam Tahun Baru




TERBARU

[X]
×