kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   -95.000   -3,66%
  • USD/IDR 16.784   -21,00   -0,12%
  • IDX 8.609   -35,19   -0,41%
  • KOMPAS100 1.191   -4,92   -0,41%
  • LQ45 846   -5,70   -0,67%
  • ISSI 308   -0,88   -0,28%
  • IDX30 437   -2,20   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   -5,80   -1,13%
  • IDX80 132   -0,69   -0,52%
  • IDXV30 139   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 140   -1,24   -0,88%

Perak Salip Nvidia, Jadi Aset Terbesar Kedua Dunia Setelah Emas


Selasa, 30 Desember 2025 / 07:48 WIB
Perak Salip Nvidia, Jadi Aset Terbesar Kedua Dunia Setelah Emas
ILUSTRASI. Harga perak sempat menyalip Nvidia Corp. dan menjadikannya aset paling bernilai kedua di dunia setelah emas pada Senin (waktu setempat). (REUTERS/Hollie Adams)


Sumber: Hindustan Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Harga perak sempat menyalip Nvidia Corp. dan menjadikannya aset paling bernilai kedua di dunia setelah emas pada Senin (waktu setempat). Peristiwa langka ini menandai pergeseran besar minat investor dari saham teknologi ke komoditas berwujud.

Mengutip Hindustan Times, nilai total perak yang beredar di atas permukaan bumi melonjak menjadi sekitar US$ 4,65 triliun pada perdagangan awal, setelah harganya menembus US$ 80 per ons untuk pertama kalinya. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan kapitalisasi pasar Nvidia yang tercatat sekitar US$ 4,60 triliun, berdasarkan data Bloomberg.

Namun, lonjakan itu tidak bertahan lama. Aksi ambil untung membuat harga perak berbalik turun. Harga spot perak sempat melonjak hingga 6% ke level tertinggi US$ 84,01 per ons, sebelum akhirnya terkoreksi tajam. Pada pukul 10.30 waktu Singapura, harga perak turun 1% ke kisaran US$ 78,50 per ons.

Meski demikian, momen ketika nilai perak melampaui Nvidia menjadi tonggak penting. Untuk pertama kalinya di era digital modern, sebuah komoditas industri berhasil mengungguli perusahaan teknologi terbesar dunia, dan kini hanya berada di bawah emas dalam peringkat aset global.

Perak masih berada di jalur kenaikan tahunan lebih dari 160%, kinerja terbaiknya sejak 1979. Reli panjang logam mulia ini didorong oleh pembelian agresif bank sentral, aliran dana ke ETF, serta tiga kali pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed). Suku bunga yang lebih rendah menguntungkan komoditas karena tidak memberikan imbal hasil bunga, dan pelaku pasar kini berspekulasi akan ada pemangkasan lanjutan pada 2026.

Baca Juga: Ekonomi Rusia Tertekan, Pejabat Peringatkan Risiko Krisis Perbankan

“Kita sedang menyaksikan gelembung generasi di pasar perak,” ujar analis pasar IG Australia, Tony Sycamore, kepada Bloomberg News. 

Ia menilai pengembangan tambang baru bisa memakan waktu hingga 10 tahun, sementara arus modal terus mengalir deras ke logam mulia, sehingga sulit memprediksi kapan reli ini akan mereda.

Tekanan Pasokan Fisik

Kenaikan harga perak didorong oleh dua faktor utama: defisit pasokan fisik yang kronis dan kembalinya permintaan sebagai aset moneter.

Berbeda dengan emas yang sebagian besar disimpan sebagai investasi, sekitar 50% pasokan perak global digunakan untuk kebutuhan industri. Pertumbuhan pesat sektor panel surya dan elektrifikasi kendaraan telah menguras stok perak di gudang London dan New York ke level terendah dalam beberapa dekade.

Baca Juga: Trump Bertemu Netanyahu, Dorong Kemajuan Gencatan Senjata di Gaza

Ironisnya, ledakan industri kecerdasan buatan (AI) yang mengangkat nilai Nvidia justru memperparah kelangkaan perak. Konduktivitas perak yang sangat tinggi membuatnya menjadi material penting dalam konektor dan sirkuit berperforma tinggi di pusat data dan perangkat keras AI.

Rotasi ke Aset Riil

Investor juga beralih ke perak sebagai alternatif yang lebih terjangkau dibanding emas, yang sebelumnya telah menembus US$ 4.500 per ons. Perak, yang kerap dijuluki “emas orang kecil”, menjadi instrumen berisiko lebih tinggi (high beta) di sektor logam mulia, dengan kinerja yang melampaui emas pada kuartal keempat.

Pergeseran ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian manajer aset terhadap valuasi saham. Di tengah tekanan inflasi yang masih membandel dan tantangan bagi indeks Nasdaq 100, dana global beralih ke aset riil yang secara historis mampu melindungi nilai dari pelemahan mata uang.

Meski volatilitas perak diperkirakan tetap tinggi, mengingat logam ini rentan terhadap koreksi tajam, valuasi US$ 4,65 triliun menegaskan posisi perak sebagai aset yang semakin penting dalam sistem keuangan global.

Tonton: Jelang Pensiun, Warren Buffett Beri Sinyal Waspada ke Investor

Kesimpulan

Lonjakan nilai perak hingga menyalip Nvidia mencerminkan perubahan besar arah investasi global. Kombinasi kelangkaan pasokan, lonjakan permintaan industri (energi surya dan AI), serta kebijakan suku bunga longgar mendorong investor beralih dari saham teknologi ke aset riil. Meski rawan koreksi, posisi perak kini semakin strategis dalam peta keuangan global, tepat di bawah emas.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Jawa Timur 30 Des 2025-8 Jan 2026, Berawan-Hujan Ringan-Petir

Menarik Dibaca: Daftar 5 Film Dengan Durasi Pendek di Bawah 100 Menit Saja




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×