Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BAKU/YEREVAN. Konflik antara Armenia dan Azerbaijan semakin sengit. Masing-masing pihak menuduh pihak yang lain menembak terlebih dulu ke wilayah masing-masing. Kedua belah pihak juga menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai. Kondisi itu dikhawatirkan akan memicu perang habis-habisan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Reuters memberitakan, kedua belah pihak melaporkan penembakan dari sisi lain yang melintasi perbatasan bersama mereka, di sebelah barat wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah ini merupakan lokasi pertempuran antara pasukan Azeri dan etnis Armenia pada hari Minggu.
Insiden tersebut menandakan eskalasi konflik lebih lanjut meskipun ada permintaan mendesak dari Rusia, Amerika Serikat, dan negara lainnya agar perang dihentikan.
Konflik tersebut telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang stabilitas di wilayah Kaukasus Selatan, koridor pipa yang menjembatani pengiriman minyak dan gas ke pasar dunia.
Baca Juga: Partai berkuasa di Turki: Serangan terhadap Azerbaijan sama dengan serangan ke Turki
Presiden Azeri Ilham Aliyev, berbicara kepada televisi pemerintah Rusia, dengan tegas mengesampingkan kemungkinan pembicaraan damai. Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan kepada saluran yang sama bahwa perundingan damai tidak dapat berlangsung saat pertempuran masih berlanjut.
Melansir Reuters, Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang memisahkan diri di dalam Azerbaijan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia dan didukung oleh Armenia. Wilayah ini memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang tahun 1990-an tetapi tidak diakui oleh negara mana pun sebagai republik merdeka.
Baca Juga: Makin panas, jet tempur F-16 Turki tembak jatuh Sukhoi Su-25 Armenia di Azerbaijan
Puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya cedera sejak bentrokan antara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia meletus Minggu. Konflik ini mengancam akan turut menarik para negara tetangga, termasuk sekutu dekat Azerbaijan, Turki.
Armenia mengatakan sebuah jet tempur F-16 Turki telah menembak jatuh salah satu pesawat tempurnya di atas wilayah udara Armenia, sehingga menewaskan pilotnya.
Namun, Armenia tidak memberikan bukti atas insiden tersebut. Turki menyebut klaim itu "sama sekali tidak benar", dan Azerbaijan juga membantahnya.
"Komunitas internasional harus dengan tegas mengutuk agresi Azerbaijan dan tindakan Turki dan menuntut Turki keluar dari wilayah ini," kata Pashinyan kepada TV pemerintah Rusia.
"Kehadiran militer Turki di wilayah ini ... akan membawa eskalasi lebih lanjut dan perluasan skala konflik," tambahnya.
Baca Juga: Kian membara, Armenia dan Azerbaijan kerahkan artileri berat di pertempuran terbaru
Pemimpin Azeri Aliyev menuduh Armenia merekayasa insiden pesawat tersebut. “Turki bukanlah pihak dalam konflik, sama sekali tidak berpartisipasi di dalamnya dan tidak perlu menyeretnya untuk ini,” katanya seperti dikutip Reuters.
Campur tangan Putin
Perang antar kedua negara dicemaskan tidak hanya akan menyeret Turki, tetapi juga Rusia. Moskow memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia, tetapi juga menikmati hubungan dekat dengan Azerbaijan.
Kremlin mengatakan Presiden Vladimir Putin berbicara melalui telepon dengan Pashinyan untuk kedua kalinya sejak dimulainya krisis dan mengatakan semua pihak harus mengambil tindakan untuk mengurangi eskalasi. Hingga saat ini, belum ada media yang mempublikasikan kontak apa pun antara Putin dan Aliyev.
Kremlin mengatakan Moskow terus berhubungan dengan Turki, Armenia dan Azerbaijan. Menurut Kremlin, setiap pembicaraan tentang memberikan dukungan militer untuk pihak lawan hanya akan menambah bahan bakar ke api.
Kandidat presiden dari Partai Demokrat AS Joe Biden menuliskan tweet untuk menanggapi hal ini. Dia bilang: “Dengan korban jiwa yang meningkat pesat di dan sekitar Nagorno-Karabakh, Pemerintahan Trump perlu memanggil para pemimpin Armenia dan Azerbaijan sesegera mungkin untuk meredakan situasi. Pemerintah juga harus menuntut pihak lain -seperti Turki- untuk menghindari konflik ini."
Korban meningkat
Pashinyan mengatakan kepada BBC dalam sebuah wawancara bahwa pasukan Azeri telah menyerang desa dan kota di Nagorno-Karabakh dan di dalam Armenia sendiri pada hari Selasa (29/9/2020).
“Ada korban di antara militer dan warga sipil. Puluhan tewas dan ratusan lainnya luka-luka,” katanya.
Baca Juga: Membandingkan kekuatan militer dari perang Armenia vs Azerbaijan, siapa lebih unggul?
Kantor kejaksaan Azerbaijan mengatakan, 12 warga sipil Azeri sejauh ini tewas dan 35 luka-luka oleh tembakan Armenia. Pihak Azeri belum mengungkapkan korban militer.
Nagorno-Karabakh telah melaporkan hilangnya setidaknya 84 tentara.
"Apa yang bisa saya katakan? Ini perang. Kami mendengar serangan udara beberapa kali sehari dan bersembunyi di tempat perlindungan bom," kata Albert Voskanyan, penduduk ibu kota kantong Stepanakert, kepada Reuters.