kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Perang Masih Berlanjut, Rusia Beralih ke Mata Uang China


Rabu, 09 Maret 2022 / 08:20 WIB
Perang Masih Berlanjut, Rusia Beralih ke Mata Uang China
ILUSTRASI. Perusahaan dan bank Rusia beralih ke mata uang China, yuan (juga dikenal sebagai renminbi). Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS


Sumber: Axios,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Perusahaan dan bank Rusia beralih ke mata uang China, yuan (juga dikenal sebagai renminbi), saat pintu ke sistem keuangan global berbasis dolar AS ditutup karena sanksi.

Melansir Axios, James Fok, penulis buku “Financial Cold War: A View of Sino-US Relations from the Financial Markets,” mengatakan bahwa sanksi terhadap Rusia secara bertahap membantu menginternasionalkan renminbi.

"Tapi itu tidak berarti renminbi akan tiba-tiba mulai menyaingi dolar dengan cara apa pun yang berarti. Untuk melakukannya, Anda memiliki banyak bagian lain yang harus jatuh pada tempatnya," kata Fok.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Reuters, perusahaan-perusahaan Rusia bergegas ke bank-bank China untuk menanyakan tentang pembukaan rekening.

FESCO Transportation Group, sebuah perusahaan logistik Rusia, mengatakan kepada pelanggan pekan lalu bahwa mereka akan menerima pembayaran dalam yuan.

Baca Juga: 22 Negara Ini Masuk Daftar Negara yang Dianggap Tak Bersahabat kepada Rusia

Setelah Visa dan Mastercard menangguhkan operasi mereka di Rusia, beberapa bank Rusia sedang mempertimbangkan untuk beralih ke UnionPay, sistem pembayaran kartu milik negara China.

Para pemimpin China telah berupaya menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk menginternasionalkan yuan. Misalnya saja dengan mengadvokasi yuan untuk dimasukkan dalam keranjang hak penarikan khusus Dana Moneter Internasional pada tahun 2016.

Namun, dorongan China menuju internasionalisasi yuan selama dekade terakhir adalah setengah hati, dengan kurang dari 2% pembayaran global menggunakan yuan.

Beijing enggan untuk melepaskan kendali atas mata uang, dan tidak ingin menanggung potensi efek buruk dari memiliki mata uang yang dominan secara global.

Baca Juga: Ini Rencana yang Disiapkan Ukraina Jika Zelensky Tewas Akibat Serangan Rusia




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×