kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang Masih Berlanjut, Rusia Beralih ke Mata Uang China


Rabu, 09 Maret 2022 / 08:20 WIB
Perang Masih Berlanjut, Rusia Beralih ke Mata Uang China
ILUSTRASI. Perusahaan dan bank Rusia beralih ke mata uang China, yuan (juga dikenal sebagai renminbi). Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS


Sumber: Axios,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Kontrol modal yang ketat dari pemerintah mempersulit pemindahan aset dari China, yang menghambat transaksi yuan internasional.

Terlepas dari minat Rusia, bank-bank China waspada terhadap risiko sanksi sekunder AS, yang berarti kemampuan pemerintah AS untuk menghukum perusahaan non-AS yang melakukan bisnis dengan entitas yang terkena sanksi.

"Sanksi pasti akan berarti bahwa Rusia pada akhirnya akan memegang lebih banyak renminbi," kata Fok.

Tetapi agar negara lain bersedia melakukan lebih banyak transaksi dalam yuan, pemerintah China perlu melonggarkan kontrol modal dan meningkatkan aturan hukum — atau perpecahan sistem keuangan global harus terjadi untuk membuat yuan tampak lebih menarik dibandingkan dolar.

Baca Juga: Xi Jinping: China Sedih Melihat Api Perang Menyala Kembali di Eropa

"Banyak bidak di papan catur yang belum dipindahkan," kata Fok. "Lebih mungkin, itu akan dimainkan selama beberapa dekade."

Sebelumnya, Reuters memberitakan, bank asal China yang berkantor cabang di Moskow telah melihat lonjakan permintaan dari perusahaan-perusahaan Rusia yang ingin membuka rekening baru.

Menurut sumber Reuters yang tak mau namanya disebut, lonjakan itu terjadi ketika bisnis negara itu berjuang dengan sanksi internasional setelah invasi ke Ukraina.

"Selama beberapa hari terakhir, 200-300 perusahaan telah mendekati kami, ingin membuka rekening baru," kata orang yang bekerja di bank pemerintah China cabang Moskow dan memiliki pengetahuan langsung tentang operasinya, kepada Reuters.

Baca Juga: Rusia Mengancam Memotong Pasokan Gas Alam ke Eropa

Dia menolak disebutkan namanya atau banknya diidentifikasi karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

Tidak jelas seberapa luas permintaan Rusia untuk rekening baru di bank-bank China, tetapi sumber bankir itu mengatakan kepada Reuters bahwa banyak perusahaan yang mencari rekening baru untuk melakukan bisnis dengan China. Dia memperkirakan transaksi yuan oleh perusahaan-perusahaan tersebut akan meningkat.

Pemerintah Barat menutup ekonomi Rusia dari sistem keuangan global, mendorong perusahaan internasional untuk menghentikan penjualan, memutuskan hubungan dan membuang investasi senilai puluhan miliar dolar.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×