kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Percakapan pesan pilot Boeing memicu pertanyaan baru kasus 737 MAX


Sabtu, 19 Oktober 2019 / 06:59 WIB
Percakapan pesan pilot Boeing memicu pertanyaan baru kasus 737 MAX
ILUSTRASI. Grounded Boeing 737 MAX aircraft are seen parked in an aerial photo at Boeing Field in Seattle, Washington, U.S. July 1, 2019. Picture taken July 1, 2019. REUTERS/Lindsey Wasson TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang pilot senior Boeing Co mengatakan bahwa ia mungkin telah secara tidak sengaja menyesatkan para regulator. Serangkaian pesan internal sejak 2016 yang dipublikasikan Jumat ini membawa Boeing ke krisis baru.

Pesan-pesan ini menyebabkan saham Boeing anjlok 6,8% kemarin. Federal Aviation Administration (FAA) meminta penjelasan segera kepada Boeing. Kongres pun merilis panggilan baru untuk Boeing.

Dalam transkrip pesan singkat antara dua karyawan, kepala pilot teknis 737 MAX saat itu, Mark Forkner, mengajukan pertanyaan tentang kinerja sistem anti-stall MCAS di pesawat. Sistem ini terkait dengan kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan total 346 orang. Dalam pertukaran dengan pilot Boeing lain, Forkner mengatakan kinerja MCAS di simulator itu tidak terkendali. 

Baca Juga: Wall Street tertekan Boeing, Johnson & Johnson, dan ekonomi China

Pesan-pesan tersebut, yang diberikan oleh sumber-sumber kepada Reuters, tampaknya merupakan pengamatan publik pertama yang diketahui bahwa MCAS bergerak liar selama pengujian sebelum pesawat memasuki layanan. 

Forkner mengatakan dalam satu pesan teks, "Saya pada dasarnya berbohong kepada para regulator (tanpa sadar)." Karyawan lain membalas bahwa "Itu tidak bohong, tidak ada yang memberi tahu kita bahwa itu adalah masalah MCAS."

Forkner menjawab segera setelah itu. "Memang saya payah dalam terbang, tetapi bahkan ini mengerikan." Pada pesan yang lain, Forkner mengatakan "Masih ada beberapa masalah mendasar yang nyata dalam simulator."

Baca Juga: Setelah Boeing 737 NG, giliran Airbus SE A220 yang bermasalah

"Jika Anda membaca seluruh obrolan, jelas bahwa tidak ada 'kebohongan,'" kata David Gerger, pengacara Forkner melalui email kepada Reuters, Jumat (18/10)..

“Simulator itu tidak bisa dibaca dengan benar dan harus diperbaiki agar bisa terbang seperti pesawat sungguhan. Karier Mark - di Angkatan Udara, di FAA, dan di Boeing - adalah tentang keselamatan. Dan berdasarkan semua yang dia tahu, dia benar-benar berpikir pesawat ini aman," imbuh Gerger.

Forkner tidak lagi dipekerjakan oleh Boeing. The Seattle Times melaporkan pada bulan September bahwa dia berulang kali meminta hak Amandemen Kelima untuk tidak menyerahkan dokumen yang diminta oleh Departemen Kehakiman.

FAA menegaskan bahwa pihaknya “Mengikuti proses menyeluruh untuk mengembalikan Boeing 737 MAX ke layanan penumpang, bukan berdasarkan jadwal yang ditentukan. FAA akan mencabut pengandangan hanya setelah kami menentukan bahwa pesawat itu aman."

Boeing telah merevisi perangkat lunak 737 MAX sebagai bagian dari upayanya untuk memenangkan persetujuan baru agar pesawat yang laris itu dapat terbang lagi.

Southwest Airlines Co, operator 737 MAX terbesar di dunia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak mengetahui pesan-pesan itu tetapi terus bekerja dengan FAA dan Boeing untuk mengembalikan pesawat ke layanan dengan aman.

Serikat pilot Southwest telah mengajukan gugatan terhadap Boeing karena kehilangan upah selama grounding. "Dokumen tersebut merupakan lebih banyak bukti bahwa Boeing menyesatkan pilot, regulator pemerintah dan pakar penerbangan lainnya tentang keamanan 737 MAX," ungkap serikat pilot Southwest seperti dikutip Reuters.

“Sebagai pilot, kami harus dapat mempercayai Boeing untuk secara jujur ​​mengungkapkan informasi yang kami butuhkan untuk mengoperasikan pesawat kami dengan aman. Dalam kasus 737 MAX, itu sama sekali tidak terjadi, ”kata Presiden Asosiasi Pilot Southwest Airlines Jon Weaks.

Baca Juga: Boeing berharap menang pengadaaan pesawat jarak terpanjang dunia Qantas

FAA memerintahkan CEO Boeing Dennis Muilenburg untuk memberikan penjelasan segera atas keterlambatan dalam menyerahkan dokumen penting, yang ditemukan Boeing beberapa bulan lalu. Seorang sumber Reuters mengatakan bahwa Boeing telat empat bulan menyerahkan dokumen tersebut. 

FAA tengah meninjau informasi yang ada untuk menentukan langkah yang tepat. Informasi pesan singkat ini pun sudah sampai ke Departemen Kehakiman.

Penemuan baru yang muncul beberapa hari sebelum Muilenburg bersaksi di depan Kongres. Boeing mengatakan bahwa Muilenburg telah menghubungi Steve Dickson, Administrator FAA untuk merespons kekhawatiran pada surat FAA. Muilenburg memastikan bahwa "Boeing mengambil setiap langkah yang mungkin untuk mengembalikan layanan MAX ke level aman."

Boeing mengatakan bahwa produsen pesawat ini telah menyusun dokumen yang berisi pernyataan pegawai Boeing ke pihak berwenang di awal tahun lalu. Boeing menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan penyelidikan House of Representatives Transportation & Infrastructure Committee terkait 737 MAX.

Baca Juga: TNI AU: Pesawat kepresidenan jenis B 737-800 aman dari masalah keretakan

Jaksa federal yang dibantu oleh FBI, inspektur jenderal Departemen Perhubungan dan beberapa panel pita biru sedang menyelidiki sertifikasi 737 MAX. Komite Perdagangan Senat AS mengkonfirmasi akan menanyai Muilenburg pada sidang 29 Oktober, satu hari sebelum panel DPR AS.

Sejak Maret hingga kini, pesawat 737 MAX telah dikandangkan di seluruh dunia. Pengandangan ini memaksa lebih dari 100 pembatalan penerbangan setiap hari di operator besar pesawat AS seperti Southwest Airlines Co dan American Airlines dan mengikis keuntungan mereka.

Boeing mengatakan, pengandangan ini telah menelan biaya setidaknya US$ 8 miliar.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×