Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Perekonomian Jepang tengah menghadapi masalah serius. Berdasarkan pengumuman yang dirilis Tim Kabinet Jepang hari ini, Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal kemarin mengalami penurunan 12,7%. Angka ini merupakan penurunan terbesar sejak 1974 silam.
Sementara, 26 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg meramalkan perekonomian Negeri Sakura akan mengalami kontraksi sebesar 11,6%.
Melorotnya tingkat ekspor sekaligus produksi menjadi pemicu utama. Asal tahu saja, tingkat ekspor terjun bebas 13,9% dari kuartal tiga 2008 seiring melorotnya permintaan global akan mobil Corolla dan televisi Bravia. Tak ayal, hal itu menyebabkan sejumlah perusahaan besar Jepang mulai memangkas biaya operasional dengan merumahkan sebagian pekerja. Sebut saja Toyota Motor Corp, Sony Corp dan Hirachi Ltd.
“Perekonomian Jepang saat ini sangat buruk dan sepertinya hal ini akan tetap kita alami pada kuartal ini. Yang dapat kita lakukan adalah menunggu adanya permintaan dari luar negeri,” jelas Seiji Adachi, Senior Economist Deutsche Securities Inc di Tokyo.
Berdasarkan diskusi panel yang dilakukan pemerintah, perekonomian Jepang sudah masuk ke jurang resesi sejak November 2007. Kemerosotan kuartal lalu ditandai dengan bangkrutnya Lehman Brothers Inc pada 15 September. Hal ini menyebabkan krisis kredit global sehingga menyebabkan perdagangan dunia menjadi lumpuh. Hal itu pula yang memicu penguatan yen terhadap dolar sebesar 14%, yang pada akhirnya semakin menggerus pendapatan para eksportir.
“Pada dasarnya, Jepang banyak memproduksi barang-barang teknologi tinggi dan tahan lama, yang sangat sensitif dengan kondisi pasar kredit. Banyak orang yang meminjam dana untuk membeli barang ini. Hal itulah yang menyebabkan Jepang sangat rentan,” kata Hiroshi Shirashi, Ekonom BNP Paribas.