Sumber: CNN,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sejumlah analis mengatakan, laba per saham perusahaan pada kuartal kedua bisa turun 15% dari tahun sebelumnya, karena perusahaan menghadapi dampak dari virus corona yang menyebar dengan cepat.
Nike Inc, misalnya, mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan menutup semua toko di Amerika Utara dan Eropa Barat. Langkah itu menyusul pengumuman Apple pada hari Sabtu bahwa mereka akan menutup semua toko di luar China hingga tanggal 27 Maret.
Baca Juga: Hadapi Covid-19, bank sentral di dunia kompak pangkas suku bunga
Kostin memang memberikan sejumlah harapan, menegaskan kembali pendiriannya bahwa pemulihan berbentuk V dalam saham biasanya mengikuti pasar "didorong oleh peristiwa". Dia memprediksi, indeks S&P 500 akan berada di level 3.200 pada akhir 2020 atau reli 60% dari posisi 2.000.
"Pelajaran dari pasar bearish yang didorong oleh peristiwa sebelumnya adalah bahwa kehancuran finansial pada akhirnya memungkinkan lahirnya pasar baru," tulisnya seperti yang dikutip Bloomberg.
Baca Juga: The Fed pangkas suku bunga, investor khawatir kemungkinan terburuk terjadi
Sebelumnya, kenaikan enam bulan sebesar itu pernah terjadi hanya sekali. Indeks hampir melonjak dua kali lipat dalam 126 sesi yang berakhir 25 Agustus 1933, ketika AS berusaha untuk keluar dari Depresi Hebat. Krisis keuangan global juga memberi jalan rebound setengah tahun yang membuat S&P 500 lebih tinggi 51% hingga 28 Agustus 2009.
Investor semakin menghargai risiko bahwa Amerika Serikat jatuh ke dalam resesi karena pandemi virus corona. "Ini bisa menjadi pasar bearish yang cepat seperti pada tahun 1987. Namun, kali ini, resesi pendek kemungkinan terjadi," Ed Yardeni, presiden penasihat investasi Yardeni Research, menulis dalam catatan Senin kepada klien, seperti yang dikutip CNN.