kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringatan IMF: Risiko finansial dunia bertambah!


Kamis, 18 April 2013 / 22:20 WIB
Peringatan IMF: Risiko finansial dunia bertambah!
ILUSTRASI. Memakai masker adalah salah satu cara mencegah Virus Corona pada anak. KONTAN/Baihaki/2/9/2021


Reporter: Rika Theo |

WASHINGTON. International Monetary Fund (IMF) memperingatkan bahwa risiko baru atas stabilitas keuangan global muncul. Gawatnya, ini terjadi sebelum masalah-masalah warisan sejak krisis tahun 1930 bisa terpecahkan.

Dalam pengecekan kesehatan sistem finansial rutin per semester, IMF berkata bahwa kegagalan mengatasi risiko-risiko lama dan baru itu akan membawa dampak. Yaitu, mendorong krisis global yang sudah berlangsung selama lima tahun ke fase kronis baru.

Laporan Global Financial Stability (GFSR) Report IMF itu menyatakan zona euro menjadi salah satu dari risiko warisan utama dari krisis. Menurut IMF, bank-bank Uni Eropa perlu mengurangi tingkat utang mereka sebesar US$ 1,5 triliun. IMF juga melihat bahwa dana masih belum mengalir ke negara-negara periferi zona euro.

Penasihat finansial IMF Jose Vinals mengatakan, pekerjaan membenahi sistem perbankan dunia baru kelar separuhnya. Bank masih harus menguatkan neraca keuangannya dan merampungkan reformasi regulasi.

Risiko baru

Selain risiko lama, ada tiga risiko baru bagi dunia. Pertama adalah ekonomi Amerika Serikat dengan standar penerbitan surat utang korporasi yang melemah dengan cepat.

Kedua, kemungkinan banjirnya dana murah dari negara maju yang akan merusak stabilitas negara berkembang.

Ketiga, bahaya dari pembalikan kebijakan quantitative easing AS.

"Pesan kunci dari laporan ini adalah bahwa mengatasi risiko-risiko lama itu penting agar bisa menjauhi krisis. Tapi melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif masih diperlukan. Ini akan mencegak risiko-risiko baru untuk tumbuh dan menjadi sistemik.

Meskipun begitu, GFSR mencatat bahwa selama enam bulan terakhir, kondisi pasar finansial dunia sudah berkembang cukup baik. Kondisi ini menyediakan dukungan untuk pertumbuhan dan memicu reli tajam dalam kepemilikan aset-aset berisiko.

"Kondisi yang mendukung ini mencerminkan kombinasi dari komitmen kebijakan yang lebih dalam, stimulus moneter yang diperbaharui, dan berlanjutnya dukungan likuiditas," tulis laporan itu.

GFSR tetap mengingatkan bahwa selera atas aset berisiko yang bertambah dapat mengarah ke valuasi yang berlebihan dan kenaikan tingkat utang. Hal ini dapat menjadi sistemik dan berdampak ke ekonomi negara-negara berkembang.

"Sebagian besar sektor memang menunjukkan sedikit tanda yang jelas akan terjadinya bubble aset biarpun harganya naik pesat. Tapi, tanda overheating di pasar properti sudah terbukti di beberapa negara Eropa, Kanada, dan sejumlah negara berkembang," kata GFSR.

Keunikan Siprus

IMF menilai masalah Siprus merupakan pengingat atas rapuhnya kepercayaan pasar. Namun, Vinals menekankan bahwa bailout Siprus yang mengorbankan nasabah bank besar hanya kasus yang pertama dan terakhir.

"Siprus itu unik. Nasabah di seluruh zona euro tak perlu khawatir," tuturnya.

Di luar Siprus, IMF juga berkata bahwa sistem perbankan Inggris masih punya neraca keuangan yang lemah. Cadangan bank terhadap kredit macet tidak sekuat di beberapa negara lainnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×