Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perlombaan untuk mengembangkan vaksin virus corona sedang berlangsung, dengan Amerika Serikat sudah memulai uji klinis sementara China sudah selangkah tertinggal.
Seperti diberitakan South China Morning Post, pada hari Selasa, produsen vaksin CanSino Biologics di Tianjin, China mengatakan mereka sedang mencari sukarelawan untuk mengambil bagian dalam percobaan klinis selama enam bulan dari perawatan yang telah dikembangkan bersama dengan Akademi Ilmu Kedokteran Militer.
Baca Juga: Ketemu, pasien pertama Covid-19 yang bisa bantu lacak sumber virus corona
"Vaksin ini tidak mengandung zat-zat infeksius, sangat aman dan stabil, dan hanya membutuhkan satu inokulasi," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Hubei dalam pengumumannya untuk mencari sukarelawan.
Pengumuman ini datang sehari setelah peserta pertama memulai uji coba fase I untuk vaksin eksperimental yang didanai oleh Institut Kesehatan Nasional AS dan dikembangkan oleh startup biotek Moderna.
Perusahaan ini menggunakan teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA) yang menyalin kode genetik virus dan bukan virus sebenarnya. Hingga saat ini, belum ada vaksin mRNA yang disetujui untuk manusia.
Kandidat vaksin mRNA China sendiri, yang dikembangkan bersama oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Universitas Tongji dan Stermina di Shanghai, sedang menjalani uji coba hewan dan diperkirakan akan memasuki frase klinis pada pertengahan April.
Baca Juga: Lockdown Malaysia hari pertama gagal, banyak yang melanggar aturan
Dikembangkan oleh CanSino dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer, vaksin ini adalah yang terdepan dari sembilan vaksin yang sedang dikembangkan oleh China.