Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kementerian luar negeri Taiwan, yang ditanya apakah komentar Trump dapat memberikan dorongan kepada China untuk menciptakan masalah di Taiwan, menegaskan bahwa Republik China, nama resmi pulau itu, adalah negara yang berdaulat dan merdeka.
"Setiap distorsi status kedaulatan Taiwan tidak akan mengubah status quo di Selat Taiwan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Tim transisi Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
China telah menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Faktor yang membatasi bagi Beijing adalah bahwa AS terikat oleh hukum untuk menyediakan Taiwan sarana untuk mempertahankan dirinya, meskipun apakah pasukan AS akan datang membantu Taiwan jika terjadi perang dengan China tidak jelas berdasarkan kebijakan "ambiguitas strategis".
Trump menawarkan dukungan yang kuat kepada Taiwan, termasuk mengatur penjualan senjata, dalam masa jabatan pertamanya.
Namun selama kampanye tahun lalu, Trump mengatakan Taiwan harus membayar AS untuk pertahanan negaranya.
Baca Juga: Xi Jinping Sebut Korupsi Sebagai Ancaman Terbesar bagi Partai Komunis China
Taiwan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanannya.
Yang pasti, masalah Taiwan sangat berbeda dengan situasi Greenland, Kanada, atau Terusan Panama. Di mata Tiongkok, Taiwan secara hukum sudah menjadi wilayah Tiongkok yang takdirnya adalah "dikembalikan ke tanah air". Taiwan menolak klaim tersebut.
Meskipun demikian, pernyataan Trump tentang Greenland telah menimbulkan kehebohan di media sosial Tiongkok, yang menjadi sasaran penyensoran.
"Jika Greenland dianeksasi oleh Amerika Serikat, Tiongkok harus mengambil Taiwan," tulis Wang Jiangyu, seorang profesor hukum di City University of Hong Kong, di situs mikroblog Weibo.
Baca Juga: Taiwan Laporkan Patroli Tempur Pertama China di Awal Tahun Baru 2025