Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Rusia telah meningkatkan upaya untuk menerobos pertahanan Ukraina dengan pertempuran sengit di utara dan timur negara itu. Kondisi ini menggarisbawahi kebutuhan Kyiv akan senjata Barat yang lebih banyak.
Militer Ukraina mengatakan pertempuran sengit sedang berlangsung, sehari setelah misil dan pesawat tak berawak Rusia menewaskan sedikitnya 11 orang yang tampaknya merupakan tanggapan atas janji negara-negara Barat untuk memasok Ukraina dengan tank.
Setelah perselisihan berminggu-minggu, Jerman dan Amerika Serikat telah menjanjikan puluhan tank modern kepada Ukraina untuk membantu memukul mundur pasukan Rusia, membuka jalan bagi Kanada, Polandia, Finlandia, Norwegia, dan lainnya untuk mengikuti.
Baca Juga: Menlu Ukraina Berharap Indonesia Tetap Terlibat Aktif dalam Proses Perdamaian
Rusia menuduh Amerika Serikat memompa senjata ke Ukraina dan mencaci Presiden AS Joe Biden, dengan mengatakan dia memegang kunci untuk mengakhiri konflik di Ukraina yang menurut Moskow sesuai dengan permintaan Washington tetapi tidak menggunakannya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berterima kasih kepada sekutu atas dukungan mereka tetapi kembali menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow dan lebih banyak senjata untuk mengusir penjajah di bulan kedua belas perang.
"Kejahatan ini, agresi Rusia ini dapat dan harus dihentikan hanya dengan senjata yang memadai. Negara teroris tidak akan mengerti apa-apa lagi," kata Zelenskiy dalam pidato televisi malamnya pada hari Kamis.
Pejabat lokal pada hari Jumat melaporkan penembakan hebat di utara, timur laut dan timur Ukraina, tempat beberapa pertempuran terberat sejak invasi Rusia pada 24 Februari tahun lalu.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Ukraina Membutuhkan Tank Tempur Leopard 2
"Pertempuran sengit berlanjut di sepanjang garis depan. Pembela kami dengan kuat mempertahankan posisi mereka dan menimbulkan kerugian bagi musuh," kata gubernur wilayah timur laut Kharkiv, Oleh Synehubov.