Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Jumlah perusahaan di China yang akan melakukan pembelian kembali saham (buyback) pada bulan April ini mencapai angka tertinggi sejak gejolak pasar saham pada Februari 2024. Langkah ini menunjukkan upaya perusahaan untuk menahan dampak negatif dari tarif baru yang diberlakukan Amerika Serikat.
Sebanyak 139 perusahaan yang terdaftar di bursa Shanghai dan Shenzhen telah berjanji akan buyback saham senilai 44,1 miliar yuan hingga Kamis (24/4) menurut data bursa yang dihimpun Bloomberg. Rencana-rencana ini bersama dengan pembelian ETF oleh dana negara, telah membantu menenangkan sentimen investor.
Rencana buyback terbesar datang dari raksasa baterai Contemporary Amperex Technology Co. (CATL) yang menargetkan hingga 8 miliar yuan. Disusul XCMG Construction Machinery Co. dengan 3,6 miliar yuan, dan Midea Group Co. sebesar 3 miliar yuan.
Baca Juga: Harga Minyak WTI Menguat di Tengah Potensi Kemajuan Negosiasi AS dan China
Meski angka yang diumumkan terkesan besar dan menenangkan pasar, pelaksanaan pembelian saham tersebut bisa memakan waktu lama. Beberapa perusahaan bahkan menetapkan tenggat waktu hingga akhir 2026, dan tidak ada kewajiban untuk merealisasikan nilai maksimal dari komitmen buyback tersebut.
Sepanjang April ini, realisasi pembelian saham termasuk dari rencana-rencana lama tercatat sebesar 5,2 miliar yuan, menurun dari 6,9 miliar yuan pada bulan Maret.
Indeks saham utama CSI 300 hanya turun kurang dari 3% sepanjang bulan ini. Penurunan ini lebih baik dibandingkan Hang Seng China Enterprises Index yang turun hampir 6%. Namun, pasar saham China masih tertinggal dibandingkan pemulihan cepat yang terjadi di Korea Selatan dan India setelah guncangan tarif pada 2 April lalu.