Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
"Di Cobham, kami akan kehilangan lagi pabrikan pertahanan Inggris yang hebat karena kepemilikan asing," kata Nadine Cobham, yang mendiang suaminya adalah putra pendiri Cobham.
Nadine bilang, dalam keputusan ekonomi pertamanya, Pemerintah Inggris yang baru justru tidak mengambil kontrol sebanyak menyerahkannya. Dia menilai pengumuman itu sengaja dilakukan akhir pekan sebelum Natal agar menghindari pengawasan.
Baca Juga: The Hut Group kumpulkan dana ekspansi akibat perubahan ekonomi Inggris
Johnson mengatakan penjualan menunjukkan Inggris, yang akan meninggalkan Uni Eropa pada akhir bulan depan, terbuka untuk investasi dari seluruh dunia. "Sangat penting bahwa kita harus memiliki ekonomi pasar yang terbuka dan dinamis," katanya kepada penyiar Inggris selama kunjungan ke Estonia.
Dia menyebut, sudah banyak dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa penjualan saham Cobham berjalan dengan baik dan menguntungkan Inggris. Menurutnya, semua masalah keamanan yang mungkin diangkat dapat dipenuhi.
Didirikan pada tahun 1930-an, peralatan Cobham muncul sebelum Perang Dunia Kedua dan dalam konflik Falklands 1982. Teknologinya sekarang digunakan dalam pesawat seperti F-35 Joint Strike Fighter dari Lockheed Martin dan Topan Eurofighter, serta kapal-kapal angkatan laut canggih, satelit dan kendaraan militer.
Baca Juga: Tekad Boris Johnson tuntaskan Brexit makin kuat
Namun, Cobham tengah melakukan perbaikan dari peringatan akan penurunan laba pada tahun 2016 dan 2017. Itu memaksanya untuk meminta uang tunai kepada pemegang saham dan mendorong Kepala Eksekutif David Lockwood untuk merombak operasi
Advent telah memenangkan persetujuan dari regulator di Uni Eropa, Amerika Serikat dan Finlandia untuk akuisisi Cobham, yang didukung oleh pemegang saham pada bulan September. Grup ekuitas swasta AS itu juga membeli perusahaan elektronik Inggris Laird senilai US$ 1,65 miliar tahun lalu.