kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan zombie terbanyak dunia ada di Eropa dan AS (2)


Selasa, 13 Agustus 2019 / 08:11 WIB
Perusahaan zombie terbanyak dunia ada di Eropa dan AS (2)
ILUSTRASI. Bursa Eropa - Jerman


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perusahaan zombie disinyalir semakin merajalela di dunia. Keberadaan mereka bisa semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia yang memang tengah rentan. 

Apa itu perusahaan zombie? Mengutip Asia Nikkei.com, perusahaan zombie merupakan perusahaan yang tidak memiliki performa baik dan terlalu banyak mendapatkan kredit murah.

Di dunia, jumlah perusahaan yang tidak mampu mencetak profit untuk membayar bunga pinjaman dan hanya melakukan restrukturisasi utang mereka berulang kali sudah melonjak dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Riset Nikkei menunjukkan, jumlah tersebut mencapai seperlima dari jumlah seluruh perusahaan yang ada di dunia. 

Pembiayaan utang berbiaya rendah serta siap pakai, membantu perusahaan zombi ini tetap hidup meski berkinerja sangat buruk. 

Kondisi ini semakin memburuk, seiring langkah The Federal Reserve AS yang memangkas suku bunga acuan untuk kali pertama dalam satu dekade. Jelas, hal ini langsung diikuti oleh sejumlah bank sentral sekaligus melonggarkan kebijakan moneter mereka. 

Alhasil, pertumbuhan jumlah perusahaan zombi semakin pesat, khususnya di AS, Eropa, dan sejumlah negara di Asia. 

Di dunia, jumlah perusahaan zombie terbanyak ada di Eropa yakni 1.439 perusahaan. Posisi kedua ada Amerika Serikat dengan 923 perusahaan. Kondisi ini merefleksikan lingkungan finansial yang sangat mudah sekali menerbitkan obligasi korporasi meskipun mendapat rating yang rendah. 

Rasio perusahaan dengan utang membengkak banyak terdapat pada industri kesehatan, farmasi, logam serta informasi dan teknologi. 

Perusahaan IT Dell Technologies, misalnya, memiliki utang yang menumpuk untuk mendanai akuisisi EMC pada 2016. Kini, perusahaan belum menghasilkan laba yang cukup untuk membayar bunga utang.

Terkait hal ini, Dell Technologies sudah membantahnya. Baca Juga: Bukan perusahaan zombie, Dell Technologies tegaskan selalu memenuhi kewajiban utang

Selain itu, Genesis Healthcare -yang memberikan layanan rehabilitasi untuk pasien tua, juga memiliki utang yang menggunung akibat akuisisi dan sudah menjadi zombie sejak tahun fiskal 2014.

Setelah terjadi krisis finansial 2008, bank sentral di seluruh dunia mulai secara agresif mencetak uang untuk mendongkrak kembali pertumbuhan. 

Pelonggaran kredit pun terjadi di seluruh dunia, sehingga menghilangkan disiplin finansial perusahaan. Anggaran belanja perusahaan melampaui pendapatan selama kurang lebih tujuh tahun. 

Pada tahun fiskal 2018, total dana tunai yang berhasil dihimpun perusahaan dari operasionalnya menyentuh rekor tertinggi senilai US$ 5,7 triliun. Namun, total cash flow investasi, atau uang yang digunakan untuk fasilitas, peralatan, atau merger dan akuisisi, plus dana tunai yang dikembalikan kepada investor melalui dividen dan buyback saham, nilainya lebih besar lagi mencapai US$ 6,6 triliun. 

Di sisi lain, cash flow investasi menunjukkan adanya sinyal flat di tengah melambatnya pertumbuhan global. 

Adanya perbedaan yang cukup besar antara pengeluaran dan pendapatan ini menyebabkan beban utang perusahaan terus melonjak. Nilai total bunga yang harus ditanggung perusahaan mencapai US$ 22 triliun pada tahun fiskal 2018, hampir naik dua kali lipat dari satu dekade sebelumnya. 

Peningkatan jumlah perusahaan zombie menunjukkan bahwa pasar bebas yang diharapkan bisa menghilangkan para pecundang terus mengalami pelemahan, sehingga mengganggu kesehatan sektor korporasi.

Jika pendapatan perusahaan terus memburuk karena perlambatan ekonomi, zombie akan berjuang untuk menanggung beban bunga. Bahkan jika suku bunga ditahan secara keseluruhan melalui pelonggaran moneter, biaya pinjaman untuk perusahaan yang lemah secara finansial dapat naik, yang pada akhirnya memicu ke serangkaian kegagalan bayar oleh perusahaan. Ini menambah risiko perekonomian dunia.




TERBARU

[X]
×