kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Pelajaran Kepemimpinan dari Pendiri Starbucks: Aturan Dua Kursi


Minggu, 06 Juli 2025 / 23:23 WIB
Pelajaran Kepemimpinan dari Pendiri Starbucks: Aturan Dua Kursi
ILUSTRASI. Sejumlah konsumen memesan minuman di gerai Kopi Starbuck di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (15/1). Setiap keputusan di Starbucks dibuat seolah-olah ada dua kursi metaforis yang hadir: satu mewakili karyawan dan satu lagi mewakili pelanggan.


Sumber: Inc. | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Dalam sebuah acara yang melibatkan 14.000 pemimpin Starbucks di Sphere, Las Vegas, CEO saat ini Brian Niccol berdiskusi dengan mantan CEO Howard Schultz mengenai prinsip kepemimpinan yang mereka anut. 

Percakapan mereka bukan tentang kopi, jumlah gerai, atau keuntungan, melainkan tentang kepemimpinan, khususnya filosofi sederhana namun mendalam yang disebut Two Chairs Rule atau Aturan Dua Kursi.

Howard Schultz menjelaskan bahwa setiap keputusan di Starbucks seharusnya dibuat seolah-olah ada dua kursi metaforis yang hadir di ruang rapat: satu mewakili mitra (karyawan), dan satu lagi mewakili pelanggan.

Baca Juga: Starbucks Hadapi Ancaman Baru dari Pesaing Asal China, Namanya Luckin Coffee

“Setiap keputusan yang kami buat harus menjawab pertanyaan: Apakah keputusan ini akan melampaui harapan mitra dan pelanggan kami dan membuat mereka bangga? Jika jawabannya tidak, maka keputusan itu tidak boleh diambil,” kata Schultz.

Schultz menekankan bahwa "Aturan Dua Kursi" bukan sekadar prinsip internal Starbucks, tetapi filosofi kepemimpinan universal. 

Kepemimpinan sejati, menurutnya, bukan tentang menyederhanakan keputusan, melainkan memperjelas tujuan kepemimpinan: menciptakan pengaruh yang berakar pada hubungan antarmanusia.

Di Starbucks, “mitra” mencakup semua karyawan, mulai dari barista hingga manajer toko. Sementara itu, “pelanggan” adalah pihak yang dilayani setiap hari. Keberhasilan perusahaan hanya mungkin tercapai jika kedua kursi tersebut diperlakukan setara.

Dalam konteks bisnis lain, dua kursi ini bisa berarti karyawan dan klien, audiens dan tim kreatif, atau komunitas dan investor. 

Baca Juga: Starbucks Indonesia Angkat Bicara Soal Larangan Pakai Fasilitas Tanpa Beli

Prinsipnya tetap: keputusan yang menguntungkan satu pihak dengan mengorbankan pihak lain adalah keputusan yang keliru.


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×