kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.212   0,00   0,00%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Pelajaran Kepemimpinan dari Pendiri Starbucks: Aturan Dua Kursi


Minggu, 06 Juli 2025 / 23:23 WIB
Pelajaran Kepemimpinan dari Pendiri Starbucks: Aturan Dua Kursi
ILUSTRASI. Sejumlah konsumen memesan minuman di gerai Kopi Starbuck di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (15/1). Setiap keputusan di Starbucks dibuat seolah-olah ada dua kursi metaforis yang hadir: satu mewakili karyawan dan satu lagi mewakili pelanggan.


Sumber: Inc. | Editor: Noverius Laoli

Banyak pemimpin gagal karena terlalu memihak. Ada yang hanya duduk di kursi pelanggan, mengejar pertumbuhan dan kepuasan konsumen, tetapi mengabaikan kesejahteraan tim. 

Sebaliknya, ada juga yang hanya memprioritaskan tim internal dan enggan membuat keputusan sulit demi keberlangsungan bisnis.

Tantangan sesungguhnya adalah memimpin dari tengah, menjaga keseimbangan antara kedua kursi tersebut, dan membangun budaya organisasi yang menghormati keduanya. 

Baca Juga: Siap-siap! Starbucks Akan Pangkas 30% Menu untuk Sederhanakan Layanan

Inilah yang membuat filosofi Schultz relevan dan kuat: setiap keputusan harus dua arah.

“Pandang ini secara personal,” ujar Schultz. “Pahami tanggung jawab Anda kepada setiap pelanggan dan mitra. Itulah cara kita menang.”

Strategi "Kembali ke Starbucks"

Brian Niccol, yang menjadi CEO kurang dari setahun lalu, telah meluncurkan strategi “Kembali ke Starbucks” dengan fokus pada tiga hal: kopi berkualitas tinggi, layanan pelanggan yang unggul, dan toko sebagai "tempat ketiga" ruang sosial antara rumah dan kantor.

Strategi ini menempatkan kepuasan pelanggan dan pemberdayaan mitra sebagai fondasi utama. 

Schultz bahkan mengaku sangat terkesan, sampai merasa “berputar-putar di ruang tamunya” saat membacanya pertama kali. Bagi Schultz, ini adalah sinyal bahwa perusahaan kembali memahami pentingnya memimpin dari tengah.

Baca Juga: Penjualan Starbucks Diperkirakan Turun Lagi, Investor Menanti Pemulihan

Pelajaran dari “Aturan Dua Kursi” sangat relevan, tak hanya di dunia bisnis, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. 

Entah Anda memimpin perusahaan, tim kecil, atau keluarga, prinsip ini bisa menjadi alat sederhana untuk menghindari bias dan menjaga keseimbangan.

Kepemimpinan terbaik muncul bukan ketika memilih pihak, tetapi ketika mampu berada di antara dua kepentingan dan memimpin dari titik tengah.

Selanjutnya: Prabowo Dapat Pelukan Hangat dari Presiden Brasil Saat Tiba di KTT BRICS 2025

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 7-8 Juli, Siaga Hujan Lebat di Provinsi Ini


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×