Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemimpin Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) Jenderal John Raymond mengatakan pada hari Senin (10/2) bahwa sepasang satelit ruang angkasa Rusia telah sangat dekat dengan satelit mata-mata milik AS.
Perilaku satelit Rusia tersebut dinilai tidak biasa dan mengganggu satelit mata-mata AS.
Baca Juga: Taiwan mendesak Filipina cabut larangan bepergian ke negaranya
"Pada November 2019 lalu, pemerintah Rusia meluncurkan satelit yang kemudian merilis satelit kedua. Satelit-satelit ini telah secara aktif bermanuver di dekat satelit pemerintah AS yang dinilai oleh pemerintah Rusia sebagai satelit pengawas," ujar Raymond kepada CNBC.
Situasi tak biasa ini dicatat oleh pelacak satelit ruang angkasa bulan lalu, yang menunjukkan bahwa satelit Rusia Kosmos 2542 perlahan-lahan masuk ke wilayah yang sama dengan orbit yang dilalui satelit Amerika Serikat 245, satelit yang dioperasikan Kantor Pengintaian Nasional (NRO).
NRO adalah agen di dalam Departemen Pertahanan dan salah satu dari lima agen intelijen utama A.S.
Baca Juga: Rusia tolak banding dari mantan Marinir AS yang ditahan atas tuduhan mata-mata
Kosmos 2542 pada awalnya tidak di dekat AS 245. Tetapi, dua minggu setelah peluncuran, satelit Rusia terpecah menjadi dua objek yang berbeda. Pada pertengahan Januari, Kosmos 2542 dan Kosmos 2543 telah bergerak di orbit dan mendekati satelit Amerika Serikat 245.
Satelit ruang angkasa Rusia tersebut mendekat dengan jarak 300 kilometer dari satelit milik Amerika Serikat 245. Selain itu, kedua objek Rusia dapat melihat banyak sisi USA 245 karena sifat orbitnya, hal ini menyebabkan pelacak satelit berspekulasi bahwa Kosmos 2542 dan Kosmos 2543 memang memeriksa USA 245.
Jenderal Raymond, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai kepala Pasukan Luar Angkasa AS, membandingkan kegiatan baru-baru ini dengan tes satelit Rusia pada 2017.
Satelit-satelit itu "menunjukkan karakteristik senjata," kata Raymond.
Baca Juga: Intelijen AS: Sistem rudal Iran tak sengaja menembak jatuh pesawat komersial Ukraina
Raymond secara khusus memperingatkan Rusia karena mengembangkan teknologi yang dapat membahayakan sistem AS di ruang angkasa, dengan mengatakan manuver baru-baru ini dapat menciptakan situasi berbahaya di luar angkasa.
"Amerika Serikat menganggap kegiatan-kegiatan baru-baru ini mengkhawatirkan dan tidak mencerminkan perilaku negara antariksa yang bertanggung jawab," kata Raymond.