kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

P&G akan menjual beberapa lini produk


Rabu, 18 Maret 2015 / 06:42 WIB
P&G akan menjual beberapa lini produk
ILUSTRASI. Ketahui beberapa jenis kepribadian positif yang sebaiknya Anda miliki dalam pertemanan di sekitar. dok/Psychology Today


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Yudho Winarto

NEW YORK. Untuk mendongkrak kinerja,  Procter & Gamble Co (P&G) menjajaki dua opsi. Yakni melepas saham perdana atau menjual beberapa produk kecantikannya sebagai upaya menyusutkan lebih dari 100 lini produknya. 

Atas rencana penjualan produk-produknya, perusahaan kelontong ini tengah berdiskusi dengan para penasihat keuangan. Menurut sumber Bloomberg, P&G perlu waktu memutuskan produk-produk mana yang akan dilepas.

Saat ini,  P&G tengah mengkaji berbagai produk yang dimilikinya. Kelak, perusahaan barang konsumen ini akan melepas produk yang bukan pemimpin pasar. 

P&G memiliki beberapa lini bisnis, antara lain makeup Covergirl, SKII dan shampo Herbal Essence, serta berbagai wewangian. Beberapa produk yang berpotensi dijual, misal, lini produk wewangian, serta produk-produk makeup dan salon rambut.

P&G kemungkinan akan menjual produk perawatan rambut Wella. Produk yang kemungkinan besar dipertahankan adalah merek terbesarnya, shampo Pantene dan perawatan kulit Olay. 

Paul Fox, Jurubicara P&G menolak berkomentar soal rencana penjualan beberapa merek produk perawatan kecantikan ini.

Unit bisnis kecantikan P&G menghasilkan pendapatan US$ 19,5 miliar hingga tutup tahun buku Juni 2014. Unit ini menyumbang 23% total pendapatan P&G sebesar US$ 83 miliar. Meski besar, porsi unit bisnis ini stagnan dalam empat tahun terakhir. 

CEO A.G. Lafley kembali bergabung dengan P&G pada Mei 2013 setelah turun dari jabatan yang sama empat tahun. Lafley membantu meraih kembali para pelanggan di berbagai kategori, termasuk detergen dan produk-produk kecantikan. Salah satu langkah besar Lafley adalah pembelian Gillette Co senilai US$ 57 miliar pada tahun 2005.

Januari lalu, P&G menyatakan, laba kuartal kedua yang berakhir Desember 2014 turun 31% karena kurs dollar AS  menguat yang mempengaruhi pendapatan dari unit internasional. Lafley berupaya mengatasi penurunan penjualan akibat kurs di pasar negara berkembang dengan menjual produk-produk premium. 

Tapi, strategi ini kurang manjur menahan penurunan di kuartal kedua. "Peningkatan penjualan berbagai produk tidak cukup untuk menutup penurunan akibat nilai tukar," kata Lafley ketika itu.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×