Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
LONDON. Krisis keuangan Eropa menyalakan alarm waspada di seluruh negara. Tak hanya Asia yang perekonomiannya di turunkan, Inggris juga melihat hal yang sama.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron menyatakan, krisis zona Eropa menimbulkan kekhawatiran di Inggris. "Krisis utang Eropa telah berlarut-larut. Hal itu memicu alarm panik di pasar, termasuk Inggris," ujarnya.
Menurutnya, kenaikan yield obligasi pemerintah Eropa menegaskan ketidakpastian masa depan. "Tidak mengherankan jika kepercayaan dunia usaha dan konsumen terpengaruhi," ucapnya.
Ekonomi Inggris, dinilai tak terlalu kuat menahan efek badai krisis yang terjadi di Eropa. Menteri Keuangan Inggris, George Osbourne diprediksi akan menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi Inggris di depan parlemen pada 29 November mendatang. Masalah finansial Eropa mempengaruhi pendapatan perusahaan Inggris.
Koalisi pemerintahan, yang telah berkuasa 18 bulan terakhir, menetapkan target defisit tahun ini sebanyak 11% GDP. para ekonom melihat, defisit tersebut bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi Inggris.
Di sisi lain, sebuah survei mencatat, tingkat pembelanjaan Inggris antara Agustus dan Oktober melemah ke fase tercepatnya sejak badai salju Desember 2010. Masyarakat Inggris memperketat pembelanjaan mereka.