Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Kamis (16/11) mengatakan, Israel telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan warga sipil di Gaza, namun mereka gagal meminimalkan korban jiwa.
"Setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi. Dan kita seharusnya tidak melakukan hal tersebut karena kita melakukan semua yang kita bisa untuk menyelamatkan warga sipil dari bahaya, sementara Hamas melakukan segalanya untuk menjaga mereka dari bahaya," kata Netanyahu dalam wawancara dengan kanal televisi AS, CBS News.
Netanyahu juga meyakinkan bahwa Israel telah melakukan banyak hal agar korban sipil di Gaza bisa dihindari, termasuk mengirimkan selebaran pemberitahuan hingga menelepon warga untuk meminta mereka pergi dari daerah konflik.
Baca Juga: Presiden Turki Tayyip Erdogan Sebut Israel Sebagai Negara Penebar Teror
Dalam wawancara tersebut, Netanyahu sekali lagi menegaskan bahwa tujuan utama operasi militer Israel di Gaza adalah untuk memusnahkan Hamas.
"Hal lain yang bisa saya katakan adalah kami akan berusaha menyelesaikan misi itu dengan korban sipil yang minimal. Itulah yang kami coba. Namun sayangnya, kami tidak berhasil," lanjut Netanyahu.
Otoritas kesehatan Gaza hingga hari Kamis mengatakan setidaknya 11.500 orang telah dipastikan tewas dalam pemboman dan invasi darat Israel sejak 7 Oktober. Di antara jumlah itu, lebih dari 4.700 adalah anak-anak.
Dua pertiga dari sekitar 2,3 juta penduduk Jalur Gaza kini kehilangan tempat tinggal akibat serangan tanpa henti dari Israel.
Baca Juga: Joe Biden Sebut Pendudukan Israel di Gaza adalah Kesalahan Besar
Angkatan Udara Israel pada hari Kamis kembali menyebarkan selebaran di beberapa bagian selatan Gaza yang meminta masyarakat untuk mengungsi demi keselamatan mereka sendiri. Israel juga menyebarkan selebaran serupa di Gaza utara. Ratusan ribu orang telah menuruti permintaan evakuasi oleh Israel.
Beberapa hari terakhir pasukan darat Israel mulai memasuki Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Tentara Israel bahkan mulai memasuki Rumah Sakit Al Shifa, rumah sakit terbesar di kota tersebut.
Rumah sakit tersebut menjadi target operasi utama militer Israel karena diduga menjadi tempat persembunyian Hamas.
Para pejabat Gaza mengatakan banyak pasien termasuk tiga bayi baru lahir meninggal dalam beberapa hari terakhir akibat pengepungan Israel terhadap fasilitas tersebut.