kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ponsel cerdas Huawei berpeluang bisa pakai layanan Google lagi


Senin, 14 Oktober 2019 / 09:48 WIB
Ponsel cerdas Huawei berpeluang bisa pakai layanan Google lagi
ILUSTRASI. Huawei Nova


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Huawei kembali mendapat sinyal hijau dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah administrasi Donald Trump. Vendor asal China itu bakal bisa menggunakan layanan Google lagi, seperti toko aplikasi Play Store di ponsel Android besutannya.

Dalam sebuah pertemuan minggu lalu, Pemerintah AS disebut akan mengizinkan perusahaan di negaranya untuk kembali menjual produk ke Huawei. Syaratnya, produk yang boleh mereka jual hanyalah peralatan "non-sensitif".

Tidak dijelaskan, apa maksud dari komponen "non-sensitif" tersebut. Kemungkinan, istilah ini merujuk pada peralatan yang tidak mengancam keamanan dalam negeri AS.

Baca Juga: Huawei: Teknologi 5G bisa sasar korporasi dan end user

Salah satu "korban" dari kebijakan ini adalah ponsel Android terbaru besutan Huawei, Mate 30 Pro. Smartphone yang meluncur bulan lalu itu tidak dilengkapi layanan Google, seperti Play Store, Google Maps, dan YouTube.

Informasi saja, sejak Mei 2019, Huawei dan puluhan afiliasinya masuk ke dalam daftar entity list Pemerintahan Trump. Artinya, mereka dilarang berbisnis dengan perusahaan asal AS tanpa izin.

Setelah kabar tersebut, satu per satu perusahaan AS memutuskan bisnis dengan Huawei. Salah satunya adalah Google yang memiliki lisensi Android, satu-satunya sistem operasi yang menjadi andalan Huawei untuk bisnis smartphone.

Sejatinya, ini bukan kali pertama Trump menjanjikan untuk membuka kembali bisnis Huawei dan perusahaan asal negeri paman Sam. Pada Juni lalu, selepas pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping, Trump berjanji mengizinkan perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei bila telah mendapat izin.

Kabarnya, ada 130 surat dari perusahaan AS yang mengajukan izin ke Departemen Perdagangan AS tapi belum direspons hingga saat ini, seperti diwartakan Cnet yang dirangkum KompasTekno, Senin (14/10).

Konon, tesendatnya perizinan ini karena barter yang gagal antara Pemerintah AS dan China. Trump disebut meminta pemerintah China untuk membeli produk agrikultur dari AS jika ingin penjualan komponen perusahaan AS ke Huawei berjalan mulus.

Namun, China tidak membeli produk agrikultur apapun sehingga pintu penjualan ke Huawei masih tertutup.

Baca Juga: Huawei bersama tiga operator sudah trial 5G di Indonesia

Dilaporkan Phone Arena, ada beberapa perusahaan AS yang mencoba "jalan tikus" untuk tetap bisa menjual daganganya ke Huawei secara legal.

Salah satunya, Micron Technology, pemasok cip memori yang menyebutkan, Huawei adalah pelanggan terbesarnya. Micron akhirnya memasok komponennya melalui jalur di luar AS.

Penulis: Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ponsel Huawei Berpeluang Bisa Pakai Layanan Google Lagi"




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×